Tak hanya itu, studi ini juga mengungkapkan hubungan baik antara kakek-nenek dengan cucu-cucunya, terutama yang telah beranjak dewasa juga dikaitkan dengan rendahnya gejala depresi yang dialami keduanya.
"Semakin besar dukungan emosional yang diberikan kakek-nenek dan cucunya yang dewasa antara satu sama lain, maka kesehatan psikologis mereka juga akan semakin baik," ungkap peneliti Sara M. Moorman, asisten profesor di departemen sosiologi dan Institute on Aging, Boston College, AS.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peneliti pun menemukan kakek-nenek yang menerima dukungan atau bantuan dari cucu-cucunya tapi tak dapat melakukan hal sebaliknya memperlihatkan gejala depresi paling banyak dari waktu ke waktu. Yang dimaksud dengan 'dukungan nyata' tersebut misalnya memberikan tumpangan ke toko terdekat atau memberi sejumlah uang untuk membantu biaya hidup si kakek/nenek.
Sebaliknya, kakek-nenek yang bisa memberikan, begitu juga menerima dukungan dari cucunya dilaporkan mengalami gejala depresi yang paling sedikit dibandingkan partisipan lainnya. "Kebanyakan dari kita dibesarkan untuk mempercayai bahwa cara menunjukkan respect pada anggota keluarga yang lebih tua adalah dengan mengkhawatirkan dan memenuhi segala kebutuhan mereka," kata Moorman.
"Tapi sebenarnya semua orang lebih suka jika merasa dibutuhkan, bermanfaat bagi orang lain dan independen. Dengan kata lain, biarkan kakek/nenek Anda menuliskan selembar cek untuk kado ultah Anda, meski Anda sendiri telah bekerja selama bertahun-tahun," tambahnya.
Namun menurut peneliti, menerima dan memberi dukungan dari dan kepada kakek-neneknya tidaklah berdampak signifikan terhadap tingkat depresi yang dialami cucu-cucunya.
Untuk itu, peneliti menyarankan agar orang-orang fokus dalam menciptakan hubungan yang sehat tak hanya dengan keluarga inti tapi juga anggota keluarga lainnya. Misalnya, seorang cucu sebaiknya jangan menolak hadiah yang diberikan kakek-neneknya karena ini akan membuat mereka merasa lebih baik.
"Ada yang bilang lebih baik memberi daripada menerima. Tapi temuan kami menunjukkan bahwa jika kakek/nenek mendapatkan bantuan namun tak dapat melakukan hal sebaliknya, maka mereka akan merasa bersalah. Mereka ingin bisa membantu cucu-cucunya, meski mereka telah beranjak dewasa. Mereka justru frustasi dan depresi jika harus bergantung pada cucu-cucunya," terang Moorman seperti dilansir CBS News, Kamis (15/8/2013).











































