Sedangkan 55 orang yang mengonsumsi daging yang terkena antraks sudah diambil sampel darahnya dan dalam pengawasan dinas kesehatan setempat.
"Hasil uji oleh Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros pada 19 Maret positif antraks, 5 ekor sapi mati dan 1 diantaranya dipotong karena sakit," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM & H, DTCE, dalam siaran pers, Jumat (2/4/2010).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kronologis kejadiannya bermula dari matinya 5 ekor sapi dan 1 diantaranya dipotong karena sakit. Sapi yang dipotong dibagikan ke warga pada 19 Maret 2010.
Kemudian pada 29 Maret 2010, ditemukan 3 orang suspek yakni mereka yang kontak dengan sapi atau menyembelih dan memotongnya. Tiga orang suspek ini mengalami gejala borok atau benjolan yang khas. Oleh dinas kesehatan setempat ketiganya telah diambil sampel darahnya dan diberikan pengobatan antibiotik.
Untuk menanggulangi meluasnya antraks ini, dinas kesehatan setempat pada 31 Maret 2010 melakukan pengobatan kepada masyarakat yang sempat mengonsumsi daging yang telah terinfeksi. Sebanyak 55 orang diketahui memakan daging sapi yang terkena antraks itu.
"Disnak juga melakukan vaksinasi terhadap hewannya. Sampai saat ini tidak ditemukan kasus baru tambahan," kata dr Tjandra.
Sebelumnya pada tahun 2009, terdapat 17 kasus anthraks di Indonesia dan 2 orang diantaranya meninggal. Daerah tertular anthraks pada manusia ada di 6 Provinsi yaitu:
- Jawa Barat (Kota Bogor, Kab. Bogor, Kota Depok)
- Jawa Tengah (Kota Semarang, Kab. Boyolali)
- NTB (Sumbawa, Bima)
- NTT (Sikka, Ende)
- Sulawesi Selatan (Makassar, Wajo, Gowa)
- DKI Jakarta (Jakarta Selatan).
Sementara data antraks dari peternakan terdapat 11 Provinsi daerah tertular yaitu Sumbar, Jambi, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulteng, Papua.
Antraks adalah penyakit yang disebarkan oleh bakteri Bacillus antrachis yang amat mematikan. Antraks banyak menyerang daerah peternakan seperti pada hewan sapi atau kambing.
Jika sudah menyerang hebat pada telinga, hidung atau mulut hewan akan keluar darah kental. Penularan pada manusia melalui daging atau kulit binatang yang terkena antraks dimakan manusia.
Penderita antraks biasanya mengalami gejala antara lain demam tinggi, sesak, sakit kepala, dan umumnya merasa resah. Pada manusia penyakit ini juga bisa menyerang kulit, pernapasan, pencernaan hingga radang otak atau meningitis.
(ir/ir)











































