Cukup Atur Napas, Orang Lumpuh Bisa melakukan Apa Saja

Cukup Atur Napas, Orang Lumpuh Bisa melakukan Apa Saja

- detikHealth
Selasa, 27 Jul 2010 12:01 WIB
Cukup Atur Napas, Orang Lumpuh Bisa melakukan Apa Saja
Tel Aviv - Lumpuh bukan berarti tidak bisa melakukan apa-apa. Selama masih bisa bernapas orang lumpuh masih bisa melakukan apa saja meski dengan hanya hembusan napas.

Teknologi terbaru mampu mengubah hembusan napas menjadi sinyal elektrik yang bisa menggerakkan kursi roda dan bahkan kursor di komputer.

Teknologi ini memanfaatkan jaringan lunak di langit-langit mulut, yang dikendalikan oleh saraf cranial (otak). Saraf ini merupakan bagian paling terlindungi, tetap berfungsi meski seseorang terjadi cedera sangat parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain terhubung dengan langit-langit mulut, saraf yang sama juga terhubung dengan kelopak mata sehingga dapat mengendalikan kedipan. Itulah sebabnya kebanyakan orang yang mengalami lumpuh total tetap dapat diajak berkomunikasi melalui kedipan mata.

Dengan memanfaatkan keberadaan syaraf tersebut, seorang profesor neurobiologi dari Weizmann Institute bernama Noam Sobel merancang teknologi untuk membantu penderita kelumpuhan. Hembusan napas terkendali yang melalui langit-langit mulut ditangkap oleh sensor elektrik lalu diteruskan ke sebuah mesin.

Dikutip dari Ninemsn, Selasa (27/7/2010), alat itu berupa sebuah kanula kecil yang bentuknya seperti selang pada tabung oksigen. Diletakkan di depan lubang hidung, lalu terhubung ke sebuah sensor tekanan yang berfungsi untuk mengubah hembusan napas menjadi sinyal elektrik.

Ketika diujikan pada seorang wanita yang lumpuh karena serangan stroke 7 bulan lalu, alat ini berfungsi dengan baik. Hanya dalam 3 minggu, wanita itu bisa menggunakannya untuk menulis di komputer.

Uji coba juga dilakukan pada seorang pria yang mengalami kelumpuhan selama 18 tahun dan hanya bisa berkomunikasi dengan kedipan mata. Hanya butuh adaptasi selama 20 menit, ia dapat menggunakan alat ini untuk menulis namanya sendiri.

Sementara itu 10 orang sehat yang berkesempatan mencoba alat ini dapat menggerakkan kursi roda melewati sebuah labirin dengan kendali jarak jauh (remote control). Hal yang sama juga bisa dilakukan oleh pasien pria berusia 30 tahun, yang menderita kelumpuhan dari leher ke bawah sejak 6 tahun lalu.

Prof Sobel mengatakan, untuk saat ini alat pengontrol pernapasan tersebut masih dalam tahap pengembangan. Jika bisa diproduksi secara massal, ia memperkirakan harganya bakal sangat terjangkau yakni antara 10-20 dolar AS (Rp 90-180 ribu). (up/ir)

Berita Terkait