Adalah National Health Service (NHS), lembaga pengawas kesehatan di Inggris, yang memberlakukan pedoman baru pemberian resep viagra ini. Dokumen yang memuat kebijakan baru tersebut menyarankan dokter agar pasien yang membutuhkan Viagra atau obat serupa harus dibatasi dua pil per bulan. Jumlah ini menurun dari resep sebelumnya, yakni empat pil per bulan.
Penggunaan obat disfungsi ereksi sudah diperketat oleh NHS dan hanya dapat diresepkan untuk pasien dengan kondisi tertentu seperti diabetes, multiple sclerosis dan kanker prostat. Menurut NHS, telah ada sekitar 2,2 juta resep obat disfungsi ereksi yang dikeluarkan tahun lalu dengan total 14,5 juta tablet dan menelan biaya sekitar 78 juta poundsterling atau Rp 1,1 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan baru ini bertujuan menghemat anggaran untuk pengobatan non-esensial dan merekomendasikan agar dokter memberikan dosis minimum, yaitu dua kali per bulan menggunakan obat dengan biaya yang paling rendah. Panduan ini berlaku untuk obat sildenafil (Viagra), vardenafil (Levitra) dan tadalafil (Cialis).
Terang saja, kebijakan ini menuai banyak protes.
"Tanyakan pada kebanyakan dokter dan mereka akan mengatakan bahwa kemampuan untuk menjalani kehidupan seks yang memuaskan adalah bagian penting dari kesehatan dan kesejahteraan. Namun NHS tidak pernah mengakui hal itu dalam kebijakannya untuk pengobatan disfungsi ereksi," kata Richard Hoey, editor Pulse, majalah kesehatan di Inggris.
"Membatasi obat-obatan seperti Viagra hanya dua kali sebulan seolah-olah memperlakukan seks seperti sebuah kemewahan yang tidak perlu. Gagal mengidentifikasi penderitaan tersebut justru dapat menyebabkan para pria mengalami disfungsi ereksi," imbuh Hoey seperti dilansir The Telegraph, Kamis (8/12/2011).
Disfungsi ereksi sangat umum dijumpai pada pria tua dan paruh baya. Diperkirakan sebanyak 50 persen pria berusia 40-70 tahun mengalami kondisi tersebut dalam beberapa tingkatan.
Viagra dan obat serupa dapat dibeli secara pribadi. Tetapi dengan harga sekitar 40 poundsterling atau Rp 565.000 untuk delapan pil dapat menjadi penghalang, dan pasien juga masih harus membayar untuk resep pribadi.
Pedoman resep baru ini disusun oleh komite South Central Priorities NHS yang menangani perawatan kesehatan di provinsi Milton Keynes, Oxfordshire, Berkshire East, Berkshire West dan Buckinghamshire di Inggris. Juru bicara NHS mengatakan bahwa setiap keputusan yang dibuat oleh NHS tidak bisa melarang resep, tapi membderi rekomendasi untuk dokter.
"Ini adalah cara agar dokter melakukan dialog dengan pasien tentang kebutuhan pasien. Pembatasan resep untuk dokter keluarga ini berasal dari daftar hitam nasional dan daftar abu-abu yang menetapkan siapa yang memenuhi syarat untuk mendapat obat-obatan tertentu. Komite lokal terkadang menganggap rekomendasi sebagai aturan yang harus dipatuhi, padahal itu tidak benar," kata Dr. Paul Roblin, kepala eksekutif komite kesehatan Berkshire, Buckinghamshire dan Oxon.











































