Remaja Putri yang Tiap Hari Harus Minum 36 Jenis Obat untuk Redakan Migrain

Remaja Putri yang Tiap Hari Harus Minum 36 Jenis Obat untuk Redakan Migrain

- detikHealth
Kamis, 11 Okt 2012 11:26 WIB
Remaja Putri yang Tiap Hari Harus Minum 36 Jenis Obat untuk Redakan Migrain
Felicity Kane (dok. cavendish)
Stockport, Inggris - Migrain mungkin bukan penyakit aneh karena banyak orang yang mengalaminya. Tapi seorang remaja harus minum 36 jenis obat berbeda setiap hari untuk dapat meredakan sakit kepala sebelahnya.

Felicity Kane (18 tahun) menderita sakit kronis dan migrain sejak usia 12 tahun. Untuk meredakannya, ia harus mengonsumsi 36 jenis obat berbeda setiap hari hanya untuk meringankan gejala yang ada.

Selama bertahun-tahun, wanita asal Stockport, Inggris, ini harus berjuang untuk mengobati penyakitnya. Berbagai obat pun sudah masuk ke dalam tubuhnya. Namun gangguan yang sangat menyiksa itu tak juga kunjung sembuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak tahun lalu, ia bahkan mulai mengonsumsi tablet khusus dan sekaligus obat ke-37 yang disebut Lamotirigine. Sayang, obat tersebut tidak terlalu membantu dan Kane pun harus menyerah dan meninggal 2 Januari lalu karena mengalami kegagalan organ.

Dari hasil pemeriksaan, kematiannya justru disebabkan karena reaksi terhadap Lamotirigine. Namun petugas kesehatan mengatakan obat tersebut sudah tepat baginya.

Sebelum menderita penyakit ini, Kane adalah seorang atlet sejak ia berusia 12 tahun. Tapi setelah sering mengeluh migrain dan sakit lutut, ia pun didiagnosis dengan lupus.

Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya sendiri. Karena kondisi ini, pertahanan alami tubuh yang seharusnya melindungi tubuh terhadap penyakit dan infeksi justru menyerang sel-sel, organ dan jaringan sehat.

Gejalanya antara lain kekelahan, ruam kulit, migrain, nyeri sendiri dan bengkak.

Kane yang telah mendapatkan sponsor untuk mengikuti Olimpiade untuk cabang lari, lempar lembing dan cakram, pun harus menyerah dan melepaskan mimpinya. Tak hanya itu, ia juga harus minum banyak obat untuk mengontrol kondisinya.

Tapi Kane kemudian didiagnosis dengan rheumatoid arthritis dan dinyatakan bebas lupus setelah pemeriksaan darah lebih lanjut. Gejala penyakit yang terus berlangsung membuat dokter menyatakan Kane menderita penyakit kronis.

"Kadang-kadang kami melihat dia meringis kesakitan," ujar ayahnya, John (48 tahun), seperti dilansir Dailymail, Kamis (11/10/2012).

Namun sang bunda, Maria (50 tahun) mengatakan Kane adalah remaja yang ceria dengan hidup penuh semangat. Seminggu sebelum meninggal ia masih sempat merayakan Natal bersama kekasih dan teman-temannya. Ia bahkan datang ke pesta dengan kostum berpakaian ala rocker punk.




(mer/ir)

Berita Terkait