Cegah Penyakit dengan Pangan Lokal

Cegah Penyakit dengan Pangan Lokal

- detikHealth
Senin, 05 Nov 2012 08:37 WIB
Cegah Penyakit dengan Pangan Lokal
(Foto: thinkstock)
Yogyakarta - Saat ini makin banyak orang yang terkena penyakit tidak menular seperti jantung, kanker atau prostat. Sebagian besar penyebabnya disebabkan oleh gaya hidup karena makan makanan yang tidak sehat. Untuk itu salah satu cara pencegahannya adalah dengan membangkitkan pangan lokal yang lebih sehat.

"Pangan lokal ini punya potensi untuk cegah penyakit tidak menular," ujar Prof Ahmad Sulaeman, ahli pangan dari ITB dalam acara Nutritalk Jelajah Gizi Sarihusada di Bale Raos, Yogyakarta, dan ditulis Senin (5/11/2012).

Prof Ahmad menuturkan pangan lokal ini sudah terbukti bagus, namun diperlukan adanya brand imaging. Hal ini penting agar membangkitkan kemauan dari generasi muda untuk mengonsumsi pangan-pangan lokal yang ada di sekitrnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencarian pangan tradisional atau mencari cara yang alami dapat mempengaruhi seseorang dalam mempertahankan kebugaran, meningkatkan kekebalan, mengurangi racun-racun yang masuk ke dalam tubuh. Prof Ahmad mencontohkan misalnya di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta yang terkenal dengan gunung bebatuan dan gersang ternyata memiliki sumber pangan tradisional alternatif yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Seperti halnya beras merah yang mengandung serat 2 kali lipat lebih tinggi, asam lemak esensial, zat besi dan juga vitamin B1 atau tiamin. Serta ada juga belalang goreng yang bisa menjadi sumber protein yang tidak kalah dengan daging sapi, dan mengandung vitamin A.

Sumber pangan lokal di daerah lain seperti sukun yang memiliki zat gizi bagus terutama untuk sumber karbohidratnya, atau umbi-umbian seperti ubi garut yang kandungan vitaminnya lengkap, zat besi dan juga kandungan mineral serta seratnya yang terbilang tinggi.

"Dukung ketahanan dan bantu gizi yang murah untuk keluarga, karena pangan lokal ini ditanam hampir sama dengan organik, jarang disemprot pestisida, kaya rasa dan kandungan gizinya baik. Hanya saja kekurangannya yaitu sanitasinya perlu diperbaiki," tutur Prof Ahmad.

(ver/vta)

Berita Terkait