Pemantauan jentik nyamuk merupakan salah satu cara yang efektif dalam mencegah demam berdarah dengue. Namun sayangnya kebanyakan orang hanya berfokus pada bak kamar mandi dan kaleng-kaleng bekas, padahal ada tempat-tempat lain yang bisa jadi lokasi bersembunyinya jentik nyamuk, yaitu di dispenser dan belakang kulkas.
"Saat datangi rumah warga dan periksa lokasi, kebanyakan ditemukan di dispenser (wadah tempat penampungan tetesan air dispenser) dan di belakang kulkas," ujar Tati Hartati, jumantik dari kelurahan Manjahlega, Bandung dalam acara Pengumuman Jumantik dan Kelurahan Teladan Kampanye 'Tepat Tangani Demam' di Restoran Tesate, Jakarta, Kamis (22/11/2012).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau bak mandi sering terlihat, sekarang bak kamar mandi sama tempat makan burung hampir sudah negatif. Yang pasti paling nggak setiap orang mewaspadai rumahnya masing-masing," ujar dokter yang akrab disapa dr Koko.
Selain itu dr Koko menuturkan ada pula tempat-tempat lain yang menjadi lokasi bersembunyinya nyamuk yaitu pakaian yang digantung dan juga di bawah tempat duduk atau kursi.
Nyamuk penyebab demam berdarah atau aedes aegypti biasanya istirahat di baju-baju yang digantung karena ia senang dengan bau keringat manusia. Nyamuk-nyamuk ini juga senang sekali berlindung di handuk basah yang digantung di kamar.
Nyamuk ini memiliki warna dasar hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan, kaki dan sayap yang mana ukurannya lebih kecil dibanding ukuran rata-rata nyamuk. Setiap kali menghisap darah ia akan mengeluarkan liur yang berfungsi mencegah pembekuan, sedang pada nyamuk betina untuk pematangan sel telur.
Untuk itu perlu dilakukan pemantauan jentik secara teratur, ini karena jentik cepat sekali berkembang biak terutama selesai hujan. Jika terlambat dipantau bisa membuat nyamuk ini jadi vektor penularan DBD.
"Dengan tidak ada jentik, maka nggak ada nyamuk dan proses penularan tidak ada. Tapi mungkin masih ada kasus jika ia tertular dari luar daerah tersebut. Jadi kalau mau bener-benar bebas ya harus seluruh Indonesia," ujar dr Koko.
(ver/vit)











































