Kolonel China Tuduh AS Sengaja Sebar Flu Burung untuk Senjata Biologis

Kolonel China Tuduh AS Sengaja Sebar Flu Burung untuk Senjata Biologis

- detikHealth
Kamis, 11 Apr 2013 09:56 WIB
Kolonel China Tuduh AS Sengaja Sebar Flu Burung untuk Senjata Biologis
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Virus flu burung varian baru menyerang China dan sudah memakan 9 korban jiwa. Trauma terhadap wabah tahun 2005 membuat pemerintah waspada. Pernyataan mengejutkan muncul dari petinggi militer negara tersebut, bahwa virus ini merupakan senjata biologis kiriman AS.

Virus flu burung varian terbaru yang kini tengah melanda China adalah strain H7N9. Seiring makin bertambahnya jumlah kasus, salah seorang perwira Angkatan Udara China menyatakan bahwa wabah kali ini bukan disebabkan karena mutasi genetik, melainkan ulah pemerintah AS.

Dalam sebuah posting di blognya yang dimuat hari Sabtu, (6/4/2013), Kolonel Dai Xu menuduh Amerika Serikat sebagai biang terjadinya wabah flu burung di negara tirai bambu tersebut dengan melepaskan virus H7N9 sebagai aksi perang biologis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam postingan yang ditulis pada situs Sina Weibo, yaitu situs microblogging China mirip Twitter, Dai mengklaim bahwa strain baru flu burung kali ini sengaja diciptakan sebagai senjata biologis. Tak hanya itu, Dai juga menuduh bahwa sindrom pernafasan akut parah (SARS) yang mewabah di tahun 2003 juga diciptakan oleh AS sebagai senjata biologis.

"Pada saat itu, Amerika sedang berperang di Irak dan takut China akan mengambil keuntungan. Inilah sebabnya mengapa mereka menggunakan senjata bio-psikologis terhadap China. Semua warga China terlibat kekacauan dan itu persis seperti apa yang Amerika Serikat inginkan. Sekarang Amerika Serikat menggunakan trik lama yang sama. China harus belajar dan tenang dalam menghadapi masalah," tulis Dai.

Seperti dilansir Fox News, Kamis (11/4/2013), pernyataan Dai ini dibantah oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jason Rebholz. Menurutnya, tuduhan Dai tersebut sama sekali tidak benar. Rebholz juga mengatakan bahwa Dai memang selalu berusaha memicu konflik antara China dan Amerika Serikat.

Sejauh ini, virus H7N9 telah menginfeksi 31 orang dan merenggut 9 korban jiwa. Kasus ini menyerang 6 provinsi di China, yaitu Shaanxi, Guizhou, Jiangsu, Zhejiang, Anhui dan Fujian. Ilmuwan China mengaku belum menemukan bukti virus ini bisa menyebar dari manusia ke manusia.

Hinga saat ini, sumber penyebar infeksinya masih belum diketahui. Namun badan pengawasan obat dan makanan di China sudah mengesahkan vaksin untuk menangkal infeksi virus H7N9 dan akan diedarkan beberapa bulan ke depan.

(pah/up)

Berita Terkait