Sst! Jangan Berisik, Suara Bising Sekecil Apapun Bisa Ganggu Jantung

Sst! Jangan Berisik, Suara Bising Sekecil Apapun Bisa Ganggu Jantung

- detikHealth
Senin, 13 Mei 2013 08:01 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Suara bising yang memekakkan telinga tentu membuat kuping berdenging dan jantung berdegup kencang. Hal ini dianggap wajar karena frekuensi sumber suaranya yang tinggi. Tapi bagaimana dengan suara yang frekuensinya rendah?

Sebuah studi baru mengemukakan bahwa suara bising minor alias suara berfrekuensi rendah yang dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti bunyi ringtone ponsel atau suara percakapan teman kerja ternyata dapat memberikan efek jangka pendek terhadap fungsi jantung. Temuan ini didasarkan pada hasil pengamatan terhadap 110 orang dewasa yang dilengkapi dengan alat monitoring portabel untuk mengukur aktivitas jantung sekaligus paparan bising yang mereka hadapi setiap hari.

Dari situ peneliti menemukan bahwa detak jantung partisipan cenderung meninggi ketika paparan suara yang dihadapinya meningkat, meskipun tingkat kenyaringan suara itu hanya berada di bawah 65 desibel. Itu sama nyaringnya dengan suara percakapan biasa atau suara orang tertawa.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan bahwa suara selirih apapun dapat memberikan dampak negatif terhadap 'variabilitas' detak jantung. Variabilitas jantung adalah ukuran baik buruknya adaptasi jantung terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Semakin tinggi tingkat variabilitas jantung pada interval detak jantung maka semakin baik.

Kondisi ini terlihat berbeda pada orang yang stres dan orang yang rileks atau biasa saja. Pada orang normal, jarak antara detak jantung satu dengan detak jantung lainnya biasanya lebih panjang ketika mereka menghembuskan nafas dan lebih pendek saat menghirup nafas.

Sebaliknya pada orang stres, kondisi tersebut takkan terjadi sama sekali karena detak jantungnya yang tak beraturan. Hal ini memperjelas temuan sejumlah studi yang mengungkapkan bahwa makin rendah tingkat variabilitas detak jantung seseorang maka makin tinggi risiko serangan jantung yang dihadapinya.

"Secara konsisten kami menemukan kaitan antara tempat kerja yang bising dengan peningkatan risiko penyakit jantung, apalagi ketika dihubungkan juga dengan 'kebisingan publik' seperti suara lalu lintas." ungkap salah satu peneliti Dr. Wenqi Gan dari North Shore-LIJ Health System, Feinstein Institute for Medical Research, Manhasset, N.Y seperti dilansir WebMD, Jumat (10/5/2013).

"Namun temuan ini jadi makin rumit karena peneliti kesulitan untuk menyortir efek kebisingan publik terhadap individu. Jadi mungkin Anda bisa saja tinggal di bagian kota besar yang bising tapi jendela Anda dilengkapi dengan peredam suara yang bagus," tambahnya.

Lagipula menurut Gan, setiap orang mempunyai sensitivitas terhadap suara yang berbeda-beda. "Jika suara bising dapat mempengaruhi jantung dengan membuatnya stres, berarti sensitivitas personal Anda juga bisa dianggap salah satu faktor penting," katanya.

Lalu apakah itu berarti setiap orang harus mengenakan penyumbat telinga untuk melindungi jantungnya? Menurut para pakar, hal itu tak perlu dilakukan.

"Bagi kebanyakan orang efek dari suara bising yang sehari-hari mereka temui terhadap fungsi jantung terbilang kecil. Tapi karena kita semua terpapar oleh suara bising hampir setiap waktu sehingga efek yang kecil terhadap kesehatan jantung itu pun menjadi penting, terutama bagi populasi yang cukup luas," tandas Charlotta Eriksson, peneliti dari Karolinska Institute, Stockholm, Swedia yang tak terlibat dalam studi ini.

Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives. Demikian dikutip dari HealthDay News, Senin (13/5/2013).

(vit/vit)