Diyakini, bangkai ulat berjamur yang disebut Yarchagumba ini punya khasiat mirip Viagra (sildenafil) yakni memperbaiki fungsi ereksi pada laki-laki. Di China dan beberapa negara Asia lainnya, harga 1 kilogram viagra alami ini bisa mencapai ratusan juta rupiah.
Tak heran jika pada musim panen seperti saat ini, hampir semua orang di pegunungan Himalaya sibuk berburu Yarchagumba, termasuk murid-murid sekolah. Dinas pendidikan distrik Jajarkot memperkirakan, 8.000 siswa di wilayahnya ikut berburu sehingga akan percuma kalau tidak sekalian diliburkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada musim panen seperti sekarang ini, anak-anak dan orang tua bahu membahu mengumpulkan hasil buruan. Bolos sekolah tidak mengapa, sebab pada musim panas saat aktivitas berburu Yarchagumba sudah tidak terlalu sibuk maka sekolah akan mengadakan kelas khusus untuk mengejar ketertinggalan.
Yarchagumba sendiri adalah bangkai ulat atau kepompong ulat di padang rumput yang mati karena diserang jamur Cordyceps. Serangan jamur ini pula yang membuat bangkai ulat maupun kepompong membusuk, lalu ditumbuhi jamur yang diyakini berkhasiat sebagai obat kuat.
Benar atau tidaknya khasiat tersebut hingga kini belum ada bukti ilmiah yang mendukungnya. Seorang pemilik toko obat herbal China di Amerika Serikat bahkan tidak terlalu merekomendasikan para pelanggan untuk membeli yarchagumba yang harganya selangit.
"Sebenarnya banyaknya peminat hanya karena publikasinya yang berlebihan. Saya pribadi kalau ditanya apakah benar-benar manjur, saya jawab mungkin tidak sebanding dengan US$ 800 (harga pasaran di AS) yang harus Anda bayarkan," kata Thomas Leung, pemilik sebuah toko obat China di New York.
(up/vit)











































