Dengan melakukan pengamatan terhadap sejumlah tikus, akhirnya terungkap bagaimana jogging dapat meredakan stres yang dirasakan seseorang. Pasalnya ketika tikus-tikus ini aktif bergerak, sel-sel saraf dalam otak yang berfungsi merilekskan tubuh ikut terpicu menjadi aktif, sehingga ketika mereka terpapar oleh stres, sel-sel saraf inilah yang menenangkan mereka.
Awalnya peneliti membagi tikus-tikus ini ke dalam dua kelompok; yang satu suka berlarian kesana-kemari dan yang lainnya sedenter atau tak banyak bergerak. Kemudian peneliti menghitung jumlah sel saraf otak masing-masing tikus setelah mereka didorong untuk berolahraga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti dugaan peneliti, pada otak seluruh tikus terlihat bahwa sebagian besar sel saraf 'ditembakkan' ke dalam hippocampus, bagian otak yang berperan penting dalam memberikan respons emosional terhadap rangsangan tertentu. Tapi pada otak tikus pelari, sel-sel saraf yang menenangkan tersebut dilepaskan lebih cepat, terutama untuk menanggulangi kegelisahan yang dirasa otak tidak perlu dirasakan si tikus.
Dengan kata lain riset yang dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience ini menunjukkan bahwa tikus yang melakukan aktivitas fisik lebih baik dalam mengatasi stres, dan efek yang sama juga dipercaya terlihat pada manusia.
"Aktivitas fisik terbukti dapat mereorganisasi otak sehingga kegelisahan tidaklah cenderung mengganggu fungsi normal otak. Selain itu memahami bagaimana otak menanggulangi perilaku kecemasan semacam ini dapat memberi kita petunjuk potensial tentang bagaimana caranya membantu orang-orang yang menderita gangguan kecemasan," ungkap peneliti Profesor Elizabeth Gould dari Princeton University, New York.
"Temuan ini juga memberi kita gambaran bagaimana otak memodifikasi diri mereka sendiri untuk beradaptasi dan merespons lingkungan di sekitar mereka secara optimal," pungkasnya. Demikian dikutip dari Daily Mail, Senin (8/7/2013).











































