Meskipun belum diakui secara resmi dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), banyak ilmuwan dan psikolog menjaga eksistensi klinis trypophobia.
Trypophobia merupakan sebuah kondisi fobia yang bisa dibilang cukup jarang. Orang dengan fobia ini memiliki ketakutan yang luar biasa terhadap segala jenis lubang. Dalam beberapa kasus yang sering dilaporkan, umumnya rasa takut ini muncul saat melihat beragam benda-benda alam dan buatan, termasuk sarang lebah, polong biji teratai, karang, dan bahkan roti manis yang memiliki struktur berongga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Trypophobia adalah fobia yang mungkin belum pernah Anda dengar. Namun kami berpikir ada kemungkinan setiap orang memiliki trypophobia meskipun mereka mungkin tidak menyadarinya," ungkap Geoff Cole, seorang psikolog di University of Essex, seperti dilansir Medical Daily, Rabu (4/9/2013).
Baru-baru ini Cole bersama dengan rekannya, Prof Arnold Wilkins, memimpin penyelidikan untuk menemukan penyebab munculnya rasa takut ini. Hasil temuannya menunjukkan bahwa fobia jenis ini terkait dengan ancaman kuno.
Menurut para peneliti, unsur bahaya asli dicontohkan oleh sekelompok kecil organisme beracun yang langka. Meskipun termasuk dalam keanekaragaman hayati, hewan-hewan ini memiliki bentuk yang 'khusus'. Contoh utama adalah gurita bercincin biru, yang kamuflase struktur tutulnya dinilai para peneliti menimbulkan reaksi pada mereka dengan trypophobia.
Sementara itu dikutip dari India Times, para peneliti lain mengungkapkan hal serupa. Mereka menunjukkan bahwa selama evolusi, pola tertentu menjadi fitur yang digunakan secara cepat untuk mengidentifikasi bahaya, salah satunya dalam bentuk hewan beracun.
"Kami berpendapat bahwa trypophobia timbul karena gambar dan objek ini secara visual menunjukkan kesan seperti benda-benda yang berpotensi berbahaya," kata para peneliti.
(vit/vit)











































