Gigitan kutu busuk sebenarnya tidak menyakitkan karena air liur meraka mengandung zat anestesi. Akan tetapi adanya antikoagulan atau kandungan pengencer darah dalam air liur kutu busuk menyebabkan sebagian orang mengembangkan reaksi alergi pada kulitnya.
Reaksi ini sebenarnya bervariasi di masing-masing orang, bisa ringan atau bahkan berat. Hal ini tergantung dari beberapa faktor, misalnya kekebalan individu yang bersangkutan. Demikian dikutip dari AsiaOne, Selasa (17/9/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gigitan kutu busuk bisa jadi infeksi apabila orang yang digigit menggaruk berlebihan hingga menjadi luka. Meski luka bisa sembuh, namun bisa jadi meninggalkan jaringan kulit atau terjadi peningkatan pigmentasi kulit sehigga muncul tanda hitam di bekas bentolan itu.
"Krim steroid dan antihistamin oral dapat membantu mengurangi gatal dan reaksi kulit lainnya. Antibiotik topikal atau oral dapat digunakan untuk mengobati infeksi kulit," saran dr Chan Chew Yuin.
Nah, jika Anda merasakan gatal yang cenderung panas akibat gigitan kutu busuk, segeralah diobati. Ingat juga, jangan menggaruk bentol tersebut karena bisa membantu mencegah dan mengurangi peningkatan pigmentasi kulit dan jaringan parut.
"Pigmentasi kulit dapat diatasi dengan tabir surya, krim pemutih, seperti tretinoin dan hydroquinone, dan terapi laser. Penampilan bekas luka bisa membaik seiring dengan waktu. Solusi jangka panjang adalah dengan membasmi kutu busuk. Anda bisa mencari bantuan dari perusahaan pengendali hama berlisensi," tutur dr Chan.
(vit/up)











































