Aneh Tapi Nyata, 6 Orang Berpenyakit Misterius yang Bisa Menangis Darah

Aneh Tapi Nyata, 6 Orang Berpenyakit Misterius yang Bisa Menangis Darah

- detikHealth
Jumat, 18 Okt 2013 16:28 WIB
Aneh Tapi Nyata, 6 Orang Berpenyakit Misterius yang Bisa Menangis Darah
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta -

1. Calvino Inman

Calvino Inman (Foto: Livescience)
Pada tahun 2009, Calvino Inman terkejut dengan apa yang dilihatnya di cermin kamar mandi, darah mengucur dari mata. "Saya mendongak dan melihat diriku (di cermin). Saya pikir saya akan mati," ujar Calvino.

Remaja asal Rockwood, Tennessee, langsung dilarikan ke ruang gawat darurat di rumah sakit lokal, tetapi dokter tidak bisa menemukan penyakitnya. Beberapa pemeriksaan seperti CT scan, MRI dan USG tidak memberikan petunjuk apa-apa. Dalam sehari, ia bisa 3 kali mengeluarkan darah dari matanya.

2. Yaritza Oliva

Yaritza Oliva (Foto: telefenoticias)
Fenomena aneh ini juga dialami seorang wanita di Chile. Dokter menduga gadis ini mengidap penyakit langka. Gadis tersebut bernama Yaritza Oliva. Umurnya masih muda, 20 tahun. Dia tinggal di Purranque, hampir 1.000 kilometer jauhnya dari ibu kota, Santiago. Munculnya darah dalam air matanya menggemparkan masyarakat dan membuat bingung dokter mata setempat.

Keanehan ini muncul secara tiba-tiba. Menurut pengakuan Oliva, matanya mulai mengeluarkan darah sekitar bulan Mei lalu. Awalnya dia didiagnosis mengalami infeksi mata dan konjungtivitis. Namun air mata darahnya malah menetes beberapa kali dalam sehari. Dia pun menjadi bingung.

Yaritza mengakui bahwa dia sudah beberapa kali mengunjungi dokter, juga sempat dirujuk ke rumah sakit di Puerto Montt. Kini dia tengah menunggu diagnosis yang tepat mengenai penyakit yang menyebabkan kelainannya, serta berharap bisa mendapat pengobatan. Beberapa ahli menduga Olivia memiliki penyakit langka yang disebut Haemolacria.

3. Michael Spann

Michael Spann (Foto: news.com.au)
Pada usia 22 tahun, Michael Spann sedang berjalan menuruni tangga di rumahnya di Antiokhia, Tennessee, ketika ia mengalami sakit kepala yang sangat menyakitkan. Beberapa saat kemudian, Spann menyadari ada darah menetes dari mata, hidung dan mulutnya.

Sejak saat itu, pendarahan dan sakit kepala menjadi kejadian sehari-hari bagi Spann. Kini, tujuh tahun kemudian, 'menangis darah' terjadi hanya sekali atau dua kali dalam seminggu.

Meskipun dia terhambat oleh kurangnya asuransi kesehatan, dokter di Tennessee dan di Cleveland Clinic melakukan serangkaian tes lengkap, tetapi tidak dapat menentukan penyebab atau merekomendasikan pengobatan untuknya.

4. Twinkle Dwivedi

Twinkle Dwivedi (Foto: odditycentral)
Dwivedi juga seorang remaja menderita haemolacria dengan versi agak mengerikan. Remaja 14 tahun asal Uttar Pradesh, India, ini berdarah bukan hanya dari matanya, tetapi juga hidung, rambut, leher dan telapak kakinya. Kondisi ini hampir membuatnya seperti berkeringat darah, tapi anehnya tidak menimbulkan rasa sakit.

Sampai beberapa tahun yang lalu, Dwivedi adalah anak 12 tahun yang normal. Tiba-tiba, ia mulai berdarah di berbagai bagian tubuh 5 hingga 20 kali sehari.

"Baju sekolah saya jadi berwarna merah. Tidak ada yang mau mendekati atau bermain dengan saya. Itu menakutkan dan berantakan, dan teman-teman saya pikir itu menjijikkan," ujar Dwivedi.

Karena kondisinya, Dwivedi diusir dari sekolah lamanya dan sekolah lain blak-blakan menolaknya. Dia terpaksa belajar di rumah dan tidak bisa melihat dan bermain dengan anak-anak lain. Menurut ibunya, Dwivedi sangat pucat dan lemah karena banyak kehilangan darah.

Para dokter dibuat bingung dengan kondisi Dwivedi dan tidak tahu bagaimana mengobatinya. Bahkan, salah satu dokter menuduh orang tuanya yang melakukan semua ini. Penduduk setempat percaya bahwa gadis itu dikutuk dan kerap berteriak kejam padanya di jalanan.

Namun, seorang dokter spesialis dari Inggris telah menawarkan penjelasan kehilangan darah yang dialami Dwivedi. Menurutnya, Dwivedi bisa menderita gangguan pembekuan darah, yang masih mungkin untuk diobati. Namun keluarganya sangat miskin dan hanya berharap keajaiban untuk menyembuhkan putri mereka.

5. Rashida Khatoon

Rashida Khatoon (Foto: odditycentral)
Rashida, dari Patna, merupakan wanita India muda yang menderita kondisi air mata darah. Darah menetes dari matanya beberapa kali sehari, dan mengejutkan dia tidak dikucilkan untuk itu. Sebaliknya, dia dianggap sebagai suci dan banyak orang datang untuk menyaksikan 'keajaiban Tuhan'.

'Pengikut' Rashida tunduk di hadapannya dengan hormat dan memberikan keluarganya dengan beberapa persembahan. "Saya tidak merasa sakit ketika itu terjadi, tetapi itu adalah kejutan melihat darah bukan air," tutur Rashida.

Spekulasi medis menyatakan penyebabnya mungkin tumor otak atau kerusakan saluran air mata, tapi tidak ada yang bisa mengatakannya dengan yakin.

6. Pria asal Kanada

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Seorang pria asal Kanada digigit ular mematikan saat berada di Kosta Rika hingga mengalami keanehan, yaitu mengeluarkan air mata darah. Untungnya berkat kesigapan petugas medis, pria tersebut sudah ditangani dan diterbangkan secara khusus ke Seattle untuk diberi penangkal racun.

Pria berusia 61 tahun itu digigit oleh ular ketika berjalan di pantai pada malam hari. Racun ular menyebar dengan cepat dan menyebabkan gejala pembengkakan kaki hingga gagal ginjal. Pria yang tak disebutkan namanya itu dilarikan ke klinik di Kosta Rika, tapi karena kendala bahasa, ia langsung diterbangkan pulang.

Purssell mengatakan bahwa tim medis dari Vancouver General Hospital berhasil mengidentifikasi jenis ular yang menggigit pria tersebut, yaitu ular bothrops. Bisa ular ini diketahui bisa menyebabkan korbannya menderita kerusakan ginjal. Tempat terdekat yang memiliki penawar bisa ular tersebut adalah kebun binatang Seattle, Washington.
Halaman 2 dari 7
Pada tahun 2009, Calvino Inman terkejut dengan apa yang dilihatnya di cermin kamar mandi, darah mengucur dari mata. "Saya mendongak dan melihat diriku (di cermin). Saya pikir saya akan mati," ujar Calvino.

Remaja asal Rockwood, Tennessee, langsung dilarikan ke ruang gawat darurat di rumah sakit lokal, tetapi dokter tidak bisa menemukan penyakitnya. Beberapa pemeriksaan seperti CT scan, MRI dan USG tidak memberikan petunjuk apa-apa. Dalam sehari, ia bisa 3 kali mengeluarkan darah dari matanya.

Fenomena aneh ini juga dialami seorang wanita di Chile. Dokter menduga gadis ini mengidap penyakit langka. Gadis tersebut bernama Yaritza Oliva. Umurnya masih muda, 20 tahun. Dia tinggal di Purranque, hampir 1.000 kilometer jauhnya dari ibu kota, Santiago. Munculnya darah dalam air matanya menggemparkan masyarakat dan membuat bingung dokter mata setempat.

Keanehan ini muncul secara tiba-tiba. Menurut pengakuan Oliva, matanya mulai mengeluarkan darah sekitar bulan Mei lalu. Awalnya dia didiagnosis mengalami infeksi mata dan konjungtivitis. Namun air mata darahnya malah menetes beberapa kali dalam sehari. Dia pun menjadi bingung.

Yaritza mengakui bahwa dia sudah beberapa kali mengunjungi dokter, juga sempat dirujuk ke rumah sakit di Puerto Montt. Kini dia tengah menunggu diagnosis yang tepat mengenai penyakit yang menyebabkan kelainannya, serta berharap bisa mendapat pengobatan. Beberapa ahli menduga Olivia memiliki penyakit langka yang disebut Haemolacria.

Pada usia 22 tahun, Michael Spann sedang berjalan menuruni tangga di rumahnya di Antiokhia, Tennessee, ketika ia mengalami sakit kepala yang sangat menyakitkan. Beberapa saat kemudian, Spann menyadari ada darah menetes dari mata, hidung dan mulutnya.

Sejak saat itu, pendarahan dan sakit kepala menjadi kejadian sehari-hari bagi Spann. Kini, tujuh tahun kemudian, 'menangis darah' terjadi hanya sekali atau dua kali dalam seminggu.

Meskipun dia terhambat oleh kurangnya asuransi kesehatan, dokter di Tennessee dan di Cleveland Clinic melakukan serangkaian tes lengkap, tetapi tidak dapat menentukan penyebab atau merekomendasikan pengobatan untuknya.

Dwivedi juga seorang remaja menderita haemolacria dengan versi agak mengerikan. Remaja 14 tahun asal Uttar Pradesh, India, ini berdarah bukan hanya dari matanya, tetapi juga hidung, rambut, leher dan telapak kakinya. Kondisi ini hampir membuatnya seperti berkeringat darah, tapi anehnya tidak menimbulkan rasa sakit.

Sampai beberapa tahun yang lalu, Dwivedi adalah anak 12 tahun yang normal. Tiba-tiba, ia mulai berdarah di berbagai bagian tubuh 5 hingga 20 kali sehari.

"Baju sekolah saya jadi berwarna merah. Tidak ada yang mau mendekati atau bermain dengan saya. Itu menakutkan dan berantakan, dan teman-teman saya pikir itu menjijikkan," ujar Dwivedi.

Karena kondisinya, Dwivedi diusir dari sekolah lamanya dan sekolah lain blak-blakan menolaknya. Dia terpaksa belajar di rumah dan tidak bisa melihat dan bermain dengan anak-anak lain. Menurut ibunya, Dwivedi sangat pucat dan lemah karena banyak kehilangan darah.

Para dokter dibuat bingung dengan kondisi Dwivedi dan tidak tahu bagaimana mengobatinya. Bahkan, salah satu dokter menuduh orang tuanya yang melakukan semua ini. Penduduk setempat percaya bahwa gadis itu dikutuk dan kerap berteriak kejam padanya di jalanan.

Namun, seorang dokter spesialis dari Inggris telah menawarkan penjelasan kehilangan darah yang dialami Dwivedi. Menurutnya, Dwivedi bisa menderita gangguan pembekuan darah, yang masih mungkin untuk diobati. Namun keluarganya sangat miskin dan hanya berharap keajaiban untuk menyembuhkan putri mereka.

Rashida, dari Patna, merupakan wanita India muda yang menderita kondisi air mata darah. Darah menetes dari matanya beberapa kali sehari, dan mengejutkan dia tidak dikucilkan untuk itu. Sebaliknya, dia dianggap sebagai suci dan banyak orang datang untuk menyaksikan 'keajaiban Tuhan'.

'Pengikut' Rashida tunduk di hadapannya dengan hormat dan memberikan keluarganya dengan beberapa persembahan. "Saya tidak merasa sakit ketika itu terjadi, tetapi itu adalah kejutan melihat darah bukan air," tutur Rashida.

Spekulasi medis menyatakan penyebabnya mungkin tumor otak atau kerusakan saluran air mata, tapi tidak ada yang bisa mengatakannya dengan yakin.

Seorang pria asal Kanada digigit ular mematikan saat berada di Kosta Rika hingga mengalami keanehan, yaitu mengeluarkan air mata darah. Untungnya berkat kesigapan petugas medis, pria tersebut sudah ditangani dan diterbangkan secara khusus ke Seattle untuk diberi penangkal racun.

Pria berusia 61 tahun itu digigit oleh ular ketika berjalan di pantai pada malam hari. Racun ular menyebar dengan cepat dan menyebabkan gejala pembengkakan kaki hingga gagal ginjal. Pria yang tak disebutkan namanya itu dilarikan ke klinik di Kosta Rika, tapi karena kendala bahasa, ia langsung diterbangkan pulang.

Purssell mengatakan bahwa tim medis dari Vancouver General Hospital berhasil mengidentifikasi jenis ular yang menggigit pria tersebut, yaitu ular bothrops. Bisa ular ini diketahui bisa menyebabkan korbannya menderita kerusakan ginjal. Tempat terdekat yang memiliki penawar bisa ular tersebut adalah kebun binatang Seattle, Washington.

(mer/vit)

Berita Terkait