Derita Para 'Korban' Steroid, Kelamin Menyusut hingga Wanita Berpenis

Derita Para 'Korban' Steroid, Kelamin Menyusut hingga Wanita Berpenis

- detikHealth
Rabu, 23 Okt 2013 16:31 WIB
Derita Para Korban Steroid, Kelamin Menyusut hingga Wanita Berpenis
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Terobsesi memiliki tubuh berotot membuat tak sedikit pria dan wanita menempuh jalan pintas menggunakan steroid. Beberapa binaragawan pun menggunakan steroid dengan mengabaikan bahaya meskipun ia tahu betul risikonya.

Steroid memang bisa membantu memperbesar otot, tapi efek sampingnya dapat membuat tubuh lebih mirip 'monster'. Harga yang harus dibayar ketika menggunakan obat penguat ilegal ini cukup mahal, mulai dari pembesaran payudara pada pria, tubuh penuh dengan jerawat, testis menyusut, bahkan membuat wanita memiliki penis.

Berikut beberapa orang yang jadi korban penggunaan steroid sembarangan, seperti dirangkum detikHealth, Rabu (23/10/2013):

1. Rod Stewart

Rod Stewart (Foto: getty image)
Generasi tahun 70-an pasti tahu siapa Rod Stewart, sang rocker legendaris pada zamannya. Rod juga terkenal sebagai don juan dan memacari banyak perempuan cantik. Dia pun pernah membuat pengakuan mengejutkan. Dia pernah kecanduan steroid yang membuat kejantanannya menyusut.

Rocker berusia 68 tahun ini mengaku awalnya mulai menyalahgunakan steroid dengan tujuan melemaskan pita suara sebelum pertunjukan. Obat ini memang berhasil membantu penampilannya di atas panggung, tapi memiliki efek samping yang berbuah petaka, yaitu membuat penisnya jadi keriput.

Meskipun steroid memberi manfaat yang cukup signifikan terhadap suaranya, ayah dari 8 anak ini mengaku steroid membuat tubuhnya 'membengkak' dan berdampak serius ketika dia menderita pendarahan internal. Rod mengaku steroid membuatnya gemuk dan kembung. Ia jadi tidak bisa tidur dan sering marah-marah.

2. Candice Armstrong

Candice Armstrong (Foto: news.com.au)
Demi memiliki lengan dan pinggul yang besar serta bahu lebar, wanita bernama Candice Armstrong (28) menggunakan steroid. Namun, penggunaan steroid yang tidak sesuai aturan itu justru mengubah dirinya menjadi seorang pria, bahkan kelaminnya pun berubah jadi penis.

Kini, fisik Candice berubah. Tubuhnya ditumbuhi lebih banyak bulu dan berjerawat, payudaranya sudah 'hilang' akibat tertutup otot-otot dada, bahkan klitorisnya membengkak hingga berubah menjadi penis mini. Meskipun begitu, Candice mengaku tidak akan berhenti menggunakan steroid.

3. Nguyen Thi Phuong

Nguyen Thi Phuong (Foto: dailymail)
Kasus aneh mendera Nguyen Thi Phuong, seorang wanita asal Vietnam. Pada usia 23 tahun, ia mengalami gatal-gatal hebat di tubuhnya. Namun karena asal-asalan minum obat tanpa resep dokter, efek samping obat membuat kulitnya menjadi berkeriput dan berlipat seperti nenek usia 73 tahun.

Pada tahun 2008 saat usianya masih 23 tahun, Phuong mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh. Ia yakin bahwa kondisinya disebabkan oleh alergi seumur hidup karena makanan laut. Namun saat itu, reaksi yang terjadi sangat buruk. Saat itu ia mengonsumsi beberapa obat yang dibelinya di apotik setempat, bukan pergi ke rumah sakit karena suaminya Nguyen Thanh Tuyen terlalu miskin untuk mengajaknya ke dokter.

Setelah satu bulan meminum obat, gatal mulai berkurang. Lalu ia beralih ke obat tradisional dan semua gatal-gatal menghilang. Namun bersamaan dengan hilangnya gatal, kulitnya mulai melorot dan berlipat.

Menurut dokter, Phuong mengalami sindrom langka. Kondisi ini mungkin terjadi karena penggunakan obat-obatan tradisional dalam jangka panjang yang dibubuhi dengan corticoid (jenis steroid) pada obat farmasi.

4. Ed 'Spyk' Gheur

Ed 'Spyk' Gheur, seorang pensiunan pemain rugby profesional dari Brighton, telah menggunakan steroid setiap hari dari usia 16 sampai 34 tahun, ketika ia menderita serangan jantung. Ia ingin berbagi pengalamannya untuk meningkatkan kesadaran pada bahaya penggunaan steroid secara ilegal dengan menuangkannya dalam sebuah buku berjudul 'A Naughty Thing Called Life by Papa Spyk'.

Dalam bukunya, ia menceritakan ketika berusia 16 tahun, ia diperkenalkan dengan steroid oleh seorang teman. Berkat itu, ia bisa latihan lebih keras dan lebih lama, ditambah otot yang membesar membuatnya digemari banyak wanita.

Ia pun mulai ketagihan. Sebagai pemain rugby profesional di Afrika Selatan, ia juga disuntikkan atau mengambil steroid oral setiap hari. Akibatnya, ia mulai mengalami gynecomastia (pertumbuhan abnormal pada payudara pria) karena kelebihan estrogen dalam tubuhnya. Tak ingin malu, ia pun melakukan operasi untuk mengecilkan payudaranya.


Halaman 2 dari 5
Generasi tahun 70-an pasti tahu siapa Rod Stewart, sang rocker legendaris pada zamannya. Rod juga terkenal sebagai don juan dan memacari banyak perempuan cantik. Dia pun pernah membuat pengakuan mengejutkan. Dia pernah kecanduan steroid yang membuat kejantanannya menyusut.

Rocker berusia 68 tahun ini mengaku awalnya mulai menyalahgunakan steroid dengan tujuan melemaskan pita suara sebelum pertunjukan. Obat ini memang berhasil membantu penampilannya di atas panggung, tapi memiliki efek samping yang berbuah petaka, yaitu membuat penisnya jadi keriput.

Meskipun steroid memberi manfaat yang cukup signifikan terhadap suaranya, ayah dari 8 anak ini mengaku steroid membuat tubuhnya 'membengkak' dan berdampak serius ketika dia menderita pendarahan internal. Rod mengaku steroid membuatnya gemuk dan kembung. Ia jadi tidak bisa tidur dan sering marah-marah.

Demi memiliki lengan dan pinggul yang besar serta bahu lebar, wanita bernama Candice Armstrong (28) menggunakan steroid. Namun, penggunaan steroid yang tidak sesuai aturan itu justru mengubah dirinya menjadi seorang pria, bahkan kelaminnya pun berubah jadi penis.

Kini, fisik Candice berubah. Tubuhnya ditumbuhi lebih banyak bulu dan berjerawat, payudaranya sudah 'hilang' akibat tertutup otot-otot dada, bahkan klitorisnya membengkak hingga berubah menjadi penis mini. Meskipun begitu, Candice mengaku tidak akan berhenti menggunakan steroid.

Kasus aneh mendera Nguyen Thi Phuong, seorang wanita asal Vietnam. Pada usia 23 tahun, ia mengalami gatal-gatal hebat di tubuhnya. Namun karena asal-asalan minum obat tanpa resep dokter, efek samping obat membuat kulitnya menjadi berkeriput dan berlipat seperti nenek usia 73 tahun.

Pada tahun 2008 saat usianya masih 23 tahun, Phuong mengalami gatal-gatal di sekujur tubuh. Ia yakin bahwa kondisinya disebabkan oleh alergi seumur hidup karena makanan laut. Namun saat itu, reaksi yang terjadi sangat buruk. Saat itu ia mengonsumsi beberapa obat yang dibelinya di apotik setempat, bukan pergi ke rumah sakit karena suaminya Nguyen Thanh Tuyen terlalu miskin untuk mengajaknya ke dokter.

Setelah satu bulan meminum obat, gatal mulai berkurang. Lalu ia beralih ke obat tradisional dan semua gatal-gatal menghilang. Namun bersamaan dengan hilangnya gatal, kulitnya mulai melorot dan berlipat.

Menurut dokter, Phuong mengalami sindrom langka. Kondisi ini mungkin terjadi karena penggunakan obat-obatan tradisional dalam jangka panjang yang dibubuhi dengan corticoid (jenis steroid) pada obat farmasi.

Ed 'Spyk' Gheur, seorang pensiunan pemain rugby profesional dari Brighton, telah menggunakan steroid setiap hari dari usia 16 sampai 34 tahun, ketika ia menderita serangan jantung. Ia ingin berbagi pengalamannya untuk meningkatkan kesadaran pada bahaya penggunaan steroid secara ilegal dengan menuangkannya dalam sebuah buku berjudul 'A Naughty Thing Called Life by Papa Spyk'.

Dalam bukunya, ia menceritakan ketika berusia 16 tahun, ia diperkenalkan dengan steroid oleh seorang teman. Berkat itu, ia bisa latihan lebih keras dan lebih lama, ditambah otot yang membesar membuatnya digemari banyak wanita.

Ia pun mulai ketagihan. Sebagai pemain rugby profesional di Afrika Selatan, ia juga disuntikkan atau mengambil steroid oral setiap hari. Akibatnya, ia mulai mengalami gynecomastia (pertumbuhan abnormal pada payudara pria) karena kelebihan estrogen dalam tubuhnya. Tak ingin malu, ia pun melakukan operasi untuk mengecilkan payudaranya.


(mer/up)

Berita Terkait