"Plastik untuk makanan itu berbeda dengan plastik untuk lainnya ya. Ada kodenya, P 01 sampai 07. Plastik untuk makanan pun ada batas penggunaannya. Kalau botol-botol bekas yang digunakan ibu-ibu pedagang jamu gendong ini, plastiknya bisa bereaksi kalau terkena panas, nanti bisa jadi berpengaruh pada khasiat jamunya. Jadi kalau botol, sebaiknya gunakan botol kaca,β papar dr Aldrin Nelwan, Sp.AK., MARS., M.Kes., M.Biomed, ahli obat-obatan tradisional dari Rumah Sakit Kanker Darmais, Jakarta.
Menurut dr Aldrin, reaksi yang terjadi antara botol plastik dengan cairan ramuan jamu yang panas, dapat memicu munculnya zat-zat pencetus kanker. Selain penggunaan botol plastik, muncul pula pertanyaan di kalangan pedagang jamu, apakah sebaiknya mereka mengganti gelas kaca dengan gelas plastik?
Menurut pengakuan para penjual jamu, banyak pembeli jamu yang risih melihat gelas-gelas mereka hanya dicuci dan direndam dengan seember air. Diskusi ini berlangsung dalam acara Pendampingan Pelaku Usaha Jamu Gendong (UJG) dan Usaha Jamu Racikan (UJR). Acara ini dilaksanakan di ruang Avara, Epicentrum Walk, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2013).
"Saya sih sekarang pakai gelas plastik, jadi sekali pakai langsung buang begitu. Itu murah kok, kecil-kecil isi 50 gelas, hanya enam ribu," ungkap Lasmi, salah seorang pengusaha jamu gendong dari Tebet.
Lantas, bagaimana pendapat dr Aldrin dari sudut pandang medis? "Kalau memang menfaatnya lebih baik, tidak apa-apa. Menurut saya, karena hanya dipakai sekali dan dalam waktu sebentar, reaksi antara plastik dengan ramuan jamu tidak terlalu berpengaruh. Tidak masalah, gunakan saja," ujar dr Aldrin.
Selain membahas penggunaan botol dan gelas plastik atau kaca, Dra Nadira Rahim, Apt., M.Kes., Kasubdit Bina Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional, yang saat itu mendampingi dr Aldrin, menambahkan beberapa hal lain. Menurutnya, kualitas jamu juga harus diperhatikan sejak awal meracik ramuan jamu.
Ia mengingatkan para pengusaha jamu untuk menjaga kebersihan bahan dan alat untuk membuat jamu. "Gunakan alat-alat yang tidak mudah berkarat seperti stainless steel, dan selalu cuci bahan dan alat di bawah air mengalir," pesan Nadira.