Peranan bidan dalam meningkatkan derajat kesehatan perempuan di Indonesia sangat penting. Profesi ini berkontribusi terhadap 50,2 persen dari pelayanan kontrasepsi dan 62 persen dari proses persalinan. Bidan juga mengambil porsi yang cukup besar dalam program pemberian imunisasi.
Dalam profesinya, bidan dituntut untuk dapat memiliki rasa empati, dan tetap menjaga profesionalitas sebagai penyedia layanan kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini yang menjadi landasan inisiatif program Akademi Andalan oleh DKT Indonesia. Melalui program ini, DKT dan IBI memilih 12 orang mahasiswi program D3 Akademi Kebidanan (Akbid) berprestasi dari seluruh Indonesia untuk menerima beasiswa senilai USD 1.000 dan mengikuti workshop dengan topik 'Peranan Bidan Sebagai Social Entrepreneurs untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat'.
"12 Mahasiswi yang terpilih merupakan mahasiswi-mahasiswi unggulan dari seluruh Indonesia, dari sisi akademis maupun non-akademis. Mereka tidak hanya memiliki IPK tertinggi tetapi juga punya jiwa kepemimpinan," tutur Aditya Anugrah Putra, Head of Reproductive Health & Andalan Contraceptive Busibess Unit, DKT Indonesia.
Akademi Andalan kali ini merupakan yang ke-2 kalinya dilaksanakan oleh DKT dan IBI. Pendaftaran program dibuka selama periode Juni sampai dengan Agustus, dan berhasil menjaring 398 peserta. Penerima beasiswa dinilai berdasarkan prestasi akademis dan non-akademis yang pernah mereka peroleh selama dan sebelum menjadi mahasiswi kebidanan.
12 Mahasiswi tersebut adalah:
1. Annisa Nuraini R, STIKES Yayasan RS Islam Surabaya, Jawa Timur
2. Eldira Rizka Nur M, Akademi Kebidanan Bina Husada Jember, Jawa Timur
3. Mutia Sari, Poltekkes Kemenkes Bandung Prodi DIII Kebidanan Bogor, Jawa Barat
4. Ria Kesuma Perdani, Akademi Kebidanan Yogyakarta, DIY
5. Partini, Akademi Kebidanan RSPAD Gatot Subroto, DKI Jakarta
6. Dian Engraini, Poltekkes Kemenkes Jakarta III Prodi DIII Kebidanan Harapan Kita, DKI Jakarta
7. Esther Indriyanti, STIKES Bina Cipta Husada Purwokerto, Jawa Tengah
8. Ajeng Nisaul Fitri, Poltekkes Kemenkes Prodi DIII Kebidanan Tanjungkarang, Bandar Lampung
9. Fahrunnisa, Poltekkes Kemenkes RI Padang Prodi DIII Kebidanan Bukittinggi, Sumatera Barat
10. Ayudina Larasanti, Poltekkes Kemenkes Malang Prodi DIII Kebidanan Kediri, Jawa Timur
11. Dewi Aprilia Sari, Poltekkes Kemenkes Prodi DIII Kebidanan Palembang, Sumatera Selatan
12. AA Widhi Utami, Poltekkes Kemenkes rodi DIII Kebidanan Makassar, Sulawesi Selatan.
(mer/vta)











































