Berhenti merokok adalah cara terbaik untuk bisa pulih dari racun rokok. Sayangnya, berkat sifat adiktif nikotin, menghentikan kebiasaan merokok bisa sangat sulit bagi beberapa orang. Beberapa kekurangan motivasi, ada juga yang mudah kambuh karena stres atau faktor-faktor lain dan kemudian harus me-restart proses berhenti merokok dari awal lagi.
Berhenti merokok juga semakin sulit dilakukan karena adanya efek balikan (withdrawal), yang membuat para perokok 'tersiksa' saat tak bisa menghisap batang tembakaunya.
Efek balikan yang dirasakan saat sedang berusahan berhenti merokok antara lain:
1. Pencernaan: Anda mungkin mengalami mulas, gangguan pencernaan, mual, dan diare. Gejala biasanya bertambah buruk sebelum akhirnya mulai membaik.
2. Pernapasan: sinus mampet, batuk, dahak dan suara serak.
3. Peredaran darah: Anda mungkin akan merasa pusing, kaku, atau bahkan kesemutan di jari-jari kaki dan tangan.
4. Tidur: Anda mungkin mengalami insomnia.
Efek ini merupakan akibat langsung proses perbaikan kerusakan tubuh yang telah disebabkan rokok, dan mulai merokok lagi hanya akan mengulang kembali rencana Anda untuk bisa menjalankan gaya hidup sehat. Jika Anda berhasil melalui tahap efek balikan (yang seharusnya hanya berlangsung 3-4 minggu), Anda akan melihat perbaikan kesehatan segera dan tahan lama.
Berikut detik-detik perubahan pada tubuh yang terjadi ketika Anda berhenti merokok, seperti dilansir Dailyhealthpost, Senin (3/2/2014):
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
20 menit setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
20 menit setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
12 jam setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
12 jam setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
2 minggu-3 bulan setelah stop rokok
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
2 minggu-3 bulan setelah stop rokok
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
1-9 bulan setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
1-9 bulan setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
1 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
1 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
5 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
(A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease Fact Sheet, 2010; and Tobacco Control: Reversal of Risk After Quitting Smoking.IARC Handbooks of Cancer Prevention, Vol. 11. 2007, p 341)
5 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
(A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease Fact Sheet, 2010; and Tobacco Control: Reversal of Risk After Quitting Smoking.IARC Handbooks of Cancer Prevention, Vol. 11. 2007, p 341)
10 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
(A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease Fact Sheet, 2010; and US Surgeon General’s Report, 1990, pp. vi, 155, 165)
10 tahun setelah stop rokok
|
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
|
(A Report of the Surgeon General: How Tobacco Smoke Causes Disease – The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease Fact Sheet, 2010; and US Surgeon General’s Report, 1990, pp. vi, 155, 165)
15 tahun setelah stop rokok
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
15 tahun setelah stop rokok
|
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
|
Halaman 2 dari 18











































