Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri, RS di Indonesia Kini Punya MRI Tercanggih

Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri, RS di Indonesia Kini Punya MRI Tercanggih

- detikHealth
Kamis, 20 Feb 2014 16:12 WIB
Tak Perlu Berobat ke Luar Negeri, RS di Indonesia Kini Punya MRI Tercanggih
MRI 3T Skyra (Foto: RSPI)
Jakarta - Untuk mencari pelayanan kesehatan yang lebih baik dengan teknologi paling canggih, tidak sedikit orang Indonesia yang rela berobat jauh hingga ke luar negeri. Namun kini rumah sakit di Indonesia pun sudah dilengkapi dengan alat MRI paling canggih dan mutakhir.

MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah teknik diagnostik medis yang menghasilkan gambaran untuk memeriksa dan mendeteksi kelainan di dalam tubuh, dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio frekuensi. MRI dapat menghasilkan gambaran-gambaran dengan potongan sangat tipis dari bagian tubuh manapun dalam waktu yang singkat. MRI tidak menggunakan sinar X, sehingga tidak menyebabkan radiasi.

Teknologi MRI sudah banyak digunakan di Indonesia dan saat ini MRI 1.5 Tesla adalah versi yang banyak digunakan. Dan pertama di Indonesia, RS Pondok Indah Puri Indah kini telah memperbarui kemampuan diagnostiknya dengan menghadirkan MRI 3 Tesla Skyra.

MRI 3 Tesla (3T) Skyra adalah teknologi medis terkini yang dapat memberikan gambaran pencitraan dengan detail anatomis yang sangat baik, terutama untuk kelainan serebral ataupun untuk seluruh tubuh. Dengan kualitas ini, MRI 3 Tesla Skyra dapat membantu menegakkan diagnostik yang lebih akurat dan lebih cepat sehingga penanganan terapi dapat dilakukan sedini mungkin.

"MRI 3T Skyra ini yang paling canggih dan mutakhir. Untuk RSPI Puri Indah, ini yang pertama di Indonesia," jelas dr Med. Luqman Adji Saptogino, Sp.Rad (K), Sp.KN, Dokter Spesialis Radiologi RS Pondok Indah, dalam acara temu media di Hotel Mulia, Jl Asia Afrika Senayan, Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Menurut dr Adji, MRI dengan kekuatan medan magnet 3 Tesla biasanya hanya digunakan untuk penelitian, karena medan magnet yang terlalu besar bisa membuat pasien tidak nyaman bila diterapkan untuk alat diagnostik. Namun, dengan adanya teknologi baru yang paling mutakhir, MRI 3 Tesla Skyra dapat membuat pasien lebih nyaman dan memberikan gambaran pencitraan yang jauh lebih baik dibanding MRI 1,5 Tesla.

Dengan kekuatan medan magnet dua kali dari alat MRI berkekuatan 1.5 Tesla bahkan sepuluh kali kekuatan Open MRI System, MRI 3 Tesla dapat memberikan gambaran jelas beragam kondisi patologis dalam tubuh sehingga mempermudah dokter dalam melakukan diagnosa dan memberikan pengobatan yang tepat.

"Karena medan magnetnya tinggi, maka sinyal resonan yang dihasilkan juga tinggi, sehingga gambaran (pencitraan) akan lebih baik, kualitasnya lebih baik. Dengan alat ini, kita juga bisa menghemat waktu, dari yang tadinya 10-20 menit jadi 7-10 menit. Pasien yang dilayani juga jadi lebih banyak, dan bisa mendiagnosa kelainan yang sekecil-kecilnya," tambah dr Adji.

Hasil MRI 3 Tesla Skyra memberikan resolusi ruang yang lebih baik dan sangat bermanfaat untuk menghasilkan pencitraan pembuluh darah, yang sebelumnya tidak terlihat oleh teknologi MRI yang ada. Pencitraan pembuluh darah atau MR Angiografi yang sangat baik ini sangat bermanfaat untuk planning pra-bedah, untuk menghindari pemeriksaan angiografi yang invasif saat proses pembedahan.

Selain mampu memberikan pencitraan pembuluh darah, MRI 3 Tesla Skyra dapat dilakukan untuk seluruh tubuh, tidak hanya jantung dan otak, namun juga organ tubuh lain seperti hati dan prostat.

Perpaduan yang tepat dari Design Bore Open, magnet yang kuat, lubang gantry yang lebih besar, serta shorter magnet, memungkinkan pemeriksaan dilakukan dengan posisi kepala di luar gantry sehingga membantu mengurangi ketegangan dan membuat pasien merasa lebih nyaman bahkan bagi pasien klaustrofobia (fobia ruang sempit) sampai obesitas sekalipun.

Proses scanning yang lebih cepat dan fitur Illumination Mood Lighting, yaitu sistem pencahayaan khusus, mampu menciptakan suasana nyaman dan rileks bagi pasien. Selain itu, bunyi yang ditimbulkan juga jauh lebih tenang dibanding MRI biasa.





(mer/vit)

Berita Terkait