Angka kejadian autisme saat ini cukup memprihatinkan, ditemukan 1 per 160 anak prasekolah mengalami autisme. Demikian menurut data di Amerika Serikat. Untuk Indonesia sendiri belum ada penelitian untuk mendapatkan data pasti mengenai angka kejadian autisme. Tetapi menurut data yang didapat dari fasilitas layanan kesehatan angka kejadian autisme di Indonesia cukup tinggi.
"Menurut data fasilitas layanan kesehatan yang ada, dari 6.600 kunjungan anak ke instalasi kesehatan jiwa anak dan remaja rumah sakit jiwa Soeharto Heerdjan Jakarta saja, pada tahun 2013, 15 persen di antaranya merupakan penyandang autis," papar dr Eka Viora, SpKJ, Direktur Bina Kesehatan Jiwa, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dalam acara temu media dalam rangka memperingati 'Hari Peduli Autisme Sedunia Tahun 2014', di Kementerian Kesehatan RI, Jl. HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, pada Rabu (2/4/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan 'World Austism Day' tersebut dibuat dengan tujuan agar dunia lebih memperhatikan masalah autisme ini, dan agar negara-negara anggota melakukan tindakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang autisme agar masyarakat melakukan diagnosis dini dan intervensi yang tepat.
"Para orang tua jangan menganggap anaknya berbeda dengan yang lain. Jangan karena anaknya autis sehingga dibedakan, begitu juga dengan masyarakat, jangan membedakan penyandang autisme," kata dr Suzy Yusna dewi, SpKj(K) dari Asosiasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja, saat hadir pada acara yang sama.
Dengan adanya peringatan 'Hari Peduli Autisme Sedunia' ini, diharapkan kerja sama dari semua pihak untuk menangani autisme. Dengan demikian akan membuat beban orang tua dan masyarakat menjadi lebih ringan, karena adanya kepedulian kepada anak dengan autisme.
(vit/vit)











































