Setelah mengamati lebih dari 19.000 orang dewasa di Amerika, peneliti menemukan hampir 30 persen di antaranya pernah mengalami tidur sambil berjalan atau sleepwalking. Namun hanya satu persen partisipan yang mengalami satu-dua episode sleepwalking tiap bulannya. Demikian dikutip dari CNN, Sabtu (5/4/2014).
Fakta kedua yang ditemukan peneliti adalah sleepwalking sebenarnya lebih banyak ditemui pada anak-anak ketimbang orang dewasa. Studi sebelumnya juga sepakat dengan hal ini dan menyatakan ada 30 persen anak yang mempunyai kebiasaan sleepwalking ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa penyebab munculnya kebiasaan sleepwalking? Fakta keempat atau dugaan peneliti, ini ada kaitannya dengan riwayat keluarga dan faktor genetik. Sebab 11,4 persen partisipan yang mengaku sebagai sleepwalker mempunyai setidaknya satu saudara yang memiliki kebiasaan serupa. Begitu juga dengan partisipan yang mengaku setahun sebelumnya pernah mengalami sleepwalking, sebagian besar memiliki riwayat keluarga dengan sleepwalking.
Fakta kelima, setelah mengamati konsumsi obat partisipan, peneliti menemukan partisipan yang mengonsumsi salah satu jenis antidepresan yaitu SSRI (selective serotonin reuptake inhibitor) berpeluang tinggi untuk mengalami sleepwalking, sedikitnya sekali dalam setahun. Akan tetapi mereka yang mengonsumsi obat tidur yang dijual bebas berpeluang lebih besar untuk sleepwalking, hingga sedikitnya dua kali dalam sebulan.
Namun perlu diingat bahwa hasil studi ini hanya didasarkan pada ingatan partisipan, dan peneliti tidak memastikan perilaku sleepwalking partisipan dengan melakukan pengamatan secara langsung. Karena peneliti percaya sebagian orang, terutama yang hidup sendiri biasanya juga mengalami sleepwalking meski tidak menyadarinya.
Ketua tim peneliti studi ini, Dr Maurice Ohayon dari Stanford University pun memperingatkan bahwa kebiasaan sleepwalking tak bisa diabaikan begitu saja karena sebagian orang akan celaka karenanya.
Beruntung perilaku ini dapat dihilangkan dengan mengubah gaya hidup, misal memiliki pola tidur yang teratur, mengurangi polusi suara atau cahaya di tempat tidur dan menghindari stres. Bisa juga dengan hipnosis atau metode lain yang disebut 'anticipatory awakenings', di mana pasien akan dibangunkan 15 menit sebelum memasuki jam-jam ketika mereka biasa melakukan sleepwalking dan diminta tetap terjaga. Atau meresepkan obat tertentu seperti Benzodiazepine.
(rdn/vit)











































