Salah satu wanita Venezuela yang 'kena batunya' adalah Denny (35). Tiap bangun tidur, Denny selalu menangis kesakitan karena ada benjolan seukuran bola sepak di bawah punggungnya. Karena benjolan yang sama, Denny bahkan susah berjalan atau sekadar membungkukkan badannya.
Wanita yang berprofesi sebagai pengacara tersebut sebenarnya tahu betul bila benjolan itu tak lain efek samping dari silikon cair yang disuntikkan ke pantatnya beberapa waktu lalu. Yang tak pernah ia sangka, silikon itu berpindah ke punggungnya, membebani tulang belakang lalu membuatnya nyaris lumpuh.
"Saya sangat shock karena tahu-tahu saya tak bisa berjalan. Saat itulah penderitaan saya dimulai," tuturnya seperti dikutip dari BBC, Senin (21/4/2014).
Suntik silikon hanyalah salah satu dari sekian banyak prosedur kecantikan yang sering dilakoni wanita Venezuela demi meningkatkan penampilan mereka. Tak peduli berapapun besarnya efek samping yang menghantui.
Beruntung peredaran suntikan ini telah dilarang oleh pemerintah sejak tahun 2012, atau enam tahun setelah Denny menggunakannya. Namun itu tak membuat banyak wanita kapok. Nyatanya masih banyak praktik suntik silikon ilegal yang ditemukan di Venezuela.
Bahkan berdasarkan keterangan dari Venezuelan Plastic Surgeons, lebih dari 30 persen wanita Venezuela yang berusia antara 18-50 tahun ingin mendapatkan suntikan berbahaya ini. Para pria pun menggunakan suntikan yang sama untuk membentuk otot-otot di dadanya, meski angkanya jauh lebih kecil.
Kendati berbahaya, yang menjadi daya tarik dari suntikan ini adalah harganya yang jauh lebih murah dari implan, yaitu berkisar antara 318 dollar AS (Rp 3,6 juta) dan keseluruhan prosedur hanya berlangsung tak lebih dari 20 menit. Namun risikonya begitu besar.
"Silikon itu bisa berpindah ke bagian tubuh lainnya karena ia tidak ada pembatasnya (pada implan, silikonnya terkurung dalam semacam tempurung). Tubuh juga bisa memberikan reaksi imunologi terhadap benda asing yang masuk ke dalamnya sehingga memicu berbagai masalah," terang seorang dokter bedah kosmetik, Daniel Slobodianik.
Menurutnya gejala efek samping dari suntik silikon tadi akan muncul beberapa tahun setelah prosedur dilakukan. Di antaranya berupa reaksi alergi dan kelelahan kronis. Dan bila silikon cairnya berpindah ke bagian tubuh lain, maka sendinya akan terasa sangat ngilu.
Seperti halnya yang terjadi pada Denny. Silikon di pantatnya 'naik' ke punggungnya dan membuatnya susah berjalan. Namun Denny masih tergolong beruntung.
Venezuelan Plastic Surgeons Association memperkirakan lusinan wanita meninggal dunia tiap tahunnya akibat injeksi ini, kendati angkanya belum bisa dipastikan.
Dr Slobodianik sendiri merupakan salah satu dari hanya dua pakar bedah kosmetik di Venezuela yang bisa melakukan tindakan operasi pada jaringan tubuh yang terkena dampak negatif dari suntik silikon. Konon daftar tunggu pasien dokter ini sungguh panjang, sehingga Denny harus menunggu hingga setahun agar bisa mendapat operasi serupa.
Sayang tak banyak wanita yang bisa memperoleh operasi tersebut karena biayanya mencapai 9500 dollar AS (sekitar Rp 108 juta).
Sebelum akhirnya dioperasi, Denny mengaku menyesal telah menjalani suntik silikon bila ia tahu risikonya akan seperti itu. Katanya, tekanan dari teman-temannyalah yang telah membuatnya melakukan hal itu.
"Ada tren di kantor, di mana seluruh wanita di sana memiliki pantat yang bagus. Saya sebenarnya bukan tipe wanita yang terobsesi pada penampilan sempurna, tapi saya biarkan diri saya terlarut dalam gagasan bahwa wanita Venezuela memang seharusnya tampak seperti boneka Barbie," tuturnya.
(lil/vta)











































