"Bau kaki bisa terjadi saat kelembaban kaki terjadi terlalu lama yang kemudian terjadi kolonisasi bakteri (terutama) atau jamur," ujar dr Eddy Karta, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin di EDMO Clinic Jakarta, kepada detikHealth, dan ditulis pada Selasa (29/4/2014).
Ya, bau kaki muncul sebagai akibat dari berlebihnya keringat karena menggunakan sepatu sepanjang hari. Keringat tersebut akan bercampur dengan bakteri di kulit sehingga menghasilkan bau busuk yang menyengat. Kondisi ini lebih menurut dr Eddy lebih mudah terjadi di negara tropis, seperti Indonesia, yang memiliki kelembaban udara tinggi.
"Untuk itu disarankan mengganti kaus kaki setiap hari dan menggunakan kaus kaki yang berbahan menyerap keringat. Perlu diperhatikan sebelum mengenakan kaus kaki, kaki harus dalam keadaan betul-betul kering. Beberapa bedak yang bersifat anti-bakteri juga dapat ditaburkan sebelum menggunakan kaus kaki. Ini akan membantu mengurangi bau kaki tersebut," lanjut dr Eddy.
Jangan anggap sepele berlebihnya produksi keringat di kaki. Selain berisiko menimbulkan bau kaki, kondisi ini juga bisa mengakibatkan dermatitis. Dermatitis atau eksim adalah peradangan yang menyebabkan pembentukan lepuh atau gelembung kecil (vesikel) pada kulit, sehingga bisa hingga pecah dan mengeluarkan cairan.
Nah, selain mengganti kaus kaki setiap hari dan menggunakan bedak anti-bakteri, berikut beberapa tips mudah lainnya untuk membantu mengatasi masalah bau kaki:
1. Cuci kaki dengan air hangat secara teratur
2. Pilih bahan kaus kaki yang menyerap keringat
3. Hindari sepatu dengan bahan plastik dan usahakan untuk melepas sepatu tiap kali ada kesempatan
4. Hilangkan kulit mati di telapak kaki dengan menggunakan batu apung
5. Beri kesempatan kaki untuk 'bernapas', yaitu dengan berjalan tanpa alas kaki atau mencopot alas kaki sesering mungkin
(ajg/vit)











































