"Cedera ini terjadi ketika atlet menjejakkan kakinya lalu memutar lutut dan jatuh. Biasanya, lutut akan bengkak akibat terjadi perdarahan dalam sendi yang disebut hemarthrosis," terang dokter spesialis kedokteran olahraga di Hospital for Special Surgery di New York City, Jordan D Metzl.
Saat mengalami cedera ini, ligamen anterior lutut robek. Jika disertai kurangnya suplai darah, maka cedera pada ligamen anterior akan sulit disembuhkan. Sebab ACL berperan penting menjaga femur (tulang paha) dan tibia (tulang kaki) saat bergerak memutar secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi bisa mengembalikan fungsi lutut tapi tidak sedikit yang bisa mengurangi risiko arthritis 15-20 tahun ke depan.Tapi terlepas dari apakah atlet melakukan operasi, risiko skyrockets arthritis bisa timbul akibat ACL," kata Jordan seperti dikutip dari CNN, Sabtu (3/5/2014).
Sebab, anak yang mengalami robekan pada ACL sering mengeluh lututnya rapuh layaknya lansia 60 tahun ketika mereka baru berumur 30 tahun. Menurut Jordan, penting bagi orang tua dan pelatih untuk melakukan pencegahan mengingat implikasi jangka panjang dari cedera ini.
Beberapa studi dikatakan Jordan menunjukkan bahwa otot yang kuat terutama otot pinggul, glutes, dan paha belakang bisa mencegah cedera ACl. Melatih kekuatan otot-otot tersebut bisa melalui program latihan fisik selama dua kali seminggu.
"Meskipun anak laki-laki dan perempuan berisiko, tapi pasca pubertas para gadis empat kali lebih mungkin merobek ACL-nya ketimbang laki-laki. Maka dari itu, orang tua perlu ikut campur untuk mencegah terjadinya cedera ini," pungkas Jordan.
(rdn/vit)











































