Wow, Pikun Nyatanya Bisa Dicegah dengan Hal-hal Unik Ini (1)

Wow, Pikun Nyatanya Bisa Dicegah dengan Hal-hal Unik Ini (1)

- detikHealth
Senin, 09 Jun 2014 15:00 WIB
Wow, Pikun Nyatanya Bisa Dicegah dengan Hal-hal Unik Ini (1)
Ilustrasi (Foto: Getty Images)
Jakarta - Menurunnya daya ingat pasti dialami tiap orang bila mereka sudah menua nanti. Kendati begitu, ada juga orang yang mengalami kepikunan lebih cepat dari usianya. Selain senam otak, sebenarnya ada faktor-faktor lain yang dapat mencegah pikun.

Uniknya, bila dilihat sekilas, faktor-faktor ini mungkin hampir tak ada kaitannya dengan otak atau risiko demensia itu sendiri. Memangnya seperti apa faktor pencegah pikun yang dimaksud? Berikut uraiannya, seperti dirangkum detikHealth, Senin (9/6/2014).

Ilustrasi (Foto: Getty Images)

1. Jus anggur

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Tim peneliti dari University of Cincinnati, AS menemukan kandungan antioksidan di kulit dan daging buah anggur dapat mencegah pikun, termasuk meningkatkan kemampuan mengingat.

1. Jus anggur

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Tim peneliti dari University of Cincinnati, AS menemukan kandungan antioksidan di kulit dan daging buah anggur dapat mencegah pikun, termasuk meningkatkan kemampuan mengingat.

2. Punya anak

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sebuah studi di Miami, AS (2012) menemukan wanita yang baru melahirkan memiliki kemampuan daya ingat, terutama yang berkaitan dengan memori visuospasial (kemampuan untuk mengetahui dan mengingat informasi tentang lingkungan di sekitarnya) lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anak.

2. Punya anak

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Sebuah studi di Miami, AS (2012) menemukan wanita yang baru melahirkan memiliki kemampuan daya ingat, terutama yang berkaitan dengan memori visuospasial (kemampuan untuk mengetahui dan mengingat informasi tentang lingkungan di sekitarnya) lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anak.

3. Susu ginseng

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Selain jus anggur, di tahun 2012, S Fiszman, PhD dari Instituto de Agroquimica y Tecnologia de Alimentos (IATA), Spanyol menemukan ginseng yang dicampur susu rendah laktosa dapat dikonsumsi lansia yang kesusahan mencerna laktosa sekaligus mencegah pikun.

"Minum 150-300 mL susu yang telah diperkaya dengan gingseng bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk secara efektif memperbaiki fungsi kognitif," tulis Fiszman dalam Journal of Dairy Science.

3. Susu ginseng

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Selain jus anggur, di tahun 2012, S Fiszman, PhD dari Instituto de Agroquimica y Tecnologia de Alimentos (IATA), Spanyol menemukan ginseng yang dicampur susu rendah laktosa dapat dikonsumsi lansia yang kesusahan mencerna laktosa sekaligus mencegah pikun.

"Minum 150-300 mL susu yang telah diperkaya dengan gingseng bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk secara efektif memperbaiki fungsi kognitif," tulis Fiszman dalam Journal of Dairy Science.

4. Jalan cepat

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jalan kaki bisa dikatakan salah satu olahraga sederhana yang besar manfaatnya. Namun bila temponya dipercepat, maka manfaatnya menjadi lebih besar lagi. Sebuah studi dari AS menemukan pejalan kaki yang berjalan dengan tempo cepat berpeluang 18 persen lebih rendah untuk meninggal lebih cepat, termasuk mengalami kepikunan.

4. Jalan cepat

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jalan kaki bisa dikatakan salah satu olahraga sederhana yang besar manfaatnya. Namun bila temponya dipercepat, maka manfaatnya menjadi lebih besar lagi. Sebuah studi dari AS menemukan pejalan kaki yang berjalan dengan tempo cepat berpeluang 18 persen lebih rendah untuk meninggal lebih cepat, termasuk mengalami kepikunan.

5. Belajar fotografi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mengisi TTS dan mendengarkan musik klasik bukan lagi aktivitas yang diklaim dapat mencegah pikun, namun belajar memotret alias fotografi. Hal ini karena otak cenderung lebih tajam bila mendapat latihan mental dengan durasi yang lebih panjang dan berkelanjutan seperti belajar memotret dan merajut.

Selain itu, belajar bahasa asing juga diketahui dapat memberikan manfaat yang sama. Bahkan konon belajar bahasa asing menunda kepikunan hingga lima tahun lebih lambat.

5. Belajar fotografi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Mengisi TTS dan mendengarkan musik klasik bukan lagi aktivitas yang diklaim dapat mencegah pikun, namun belajar memotret alias fotografi. Hal ini karena otak cenderung lebih tajam bila mendapat latihan mental dengan durasi yang lebih panjang dan berkelanjutan seperti belajar memotret dan merajut.

Selain itu, belajar bahasa asing juga diketahui dapat memberikan manfaat yang sama. Bahkan konon belajar bahasa asing menunda kepikunan hingga lima tahun lebih lambat.

6. Arisan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Punya banyak teman diketahui dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seseorang. "Pokoknya umur 40-an tahun, praktikkan deh pola hidup sehat. Makan sayur tiap hari, buah tiap hari, olahraga 3 kali seminggu, banyak ketawa, jangan stres, dan bergaul. Bergaul is very-very healthy," kata DY Suharya, direktur eksekutif Alzheimer's Indonesia kepada detikHealth.

Bahkan DY mencontohkan salah satu bentuk pergaulan yang bisa menjaga otak adalah arisan. "Bukan masalah spending-nya, tapi lebih ke banyak ketawa, banyak bergaul, banyak teman," imbuhnya.

6. Arisan

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Punya banyak teman diketahui dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seseorang. "Pokoknya umur 40-an tahun, praktikkan deh pola hidup sehat. Makan sayur tiap hari, buah tiap hari, olahraga 3 kali seminggu, banyak ketawa, jangan stres, dan bergaul. Bergaul is very-very healthy," kata DY Suharya, direktur eksekutif Alzheimer's Indonesia kepada detikHealth.

Bahkan DY mencontohkan salah satu bentuk pergaulan yang bisa menjaga otak adalah arisan. "Bukan masalah spending-nya, tapi lebih ke banyak ketawa, banyak bergaul, banyak teman," imbuhnya.

7. Obat tensi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Di tahun 2013, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu menemukan orang-orang yang mengonsumsi obat penurun tensi darah jenis beta-blocker ternyata memiliki lesi otak lebih sedikit ketimbang yang minum obat non beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.

7. Obat tensi

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Di tahun 2013, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu menemukan orang-orang yang mengonsumsi obat penurun tensi darah jenis beta-blocker ternyata memiliki lesi otak lebih sedikit ketimbang yang minum obat non beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.
Halaman 2 dari 16
Tim peneliti dari University of Cincinnati, AS menemukan kandungan antioksidan di kulit dan daging buah anggur dapat mencegah pikun, termasuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Tim peneliti dari University of Cincinnati, AS menemukan kandungan antioksidan di kulit dan daging buah anggur dapat mencegah pikun, termasuk meningkatkan kemampuan mengingat.

Sebuah studi di Miami, AS (2012) menemukan wanita yang baru melahirkan memiliki kemampuan daya ingat, terutama yang berkaitan dengan memori visuospasial (kemampuan untuk mengetahui dan mengingat informasi tentang lingkungan di sekitarnya) lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anak.

Sebuah studi di Miami, AS (2012) menemukan wanita yang baru melahirkan memiliki kemampuan daya ingat, terutama yang berkaitan dengan memori visuospasial (kemampuan untuk mengetahui dan mengingat informasi tentang lingkungan di sekitarnya) lebih tinggi daripada wanita yang tidak memiliki anak.

Selain jus anggur, di tahun 2012, S Fiszman, PhD dari Instituto de Agroquimica y Tecnologia de Alimentos (IATA), Spanyol menemukan ginseng yang dicampur susu rendah laktosa dapat dikonsumsi lansia yang kesusahan mencerna laktosa sekaligus mencegah pikun.

"Minum 150-300 mL susu yang telah diperkaya dengan gingseng bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk secara efektif memperbaiki fungsi kognitif," tulis Fiszman dalam Journal of Dairy Science.

Selain jus anggur, di tahun 2012, S Fiszman, PhD dari Instituto de Agroquimica y Tecnologia de Alimentos (IATA), Spanyol menemukan ginseng yang dicampur susu rendah laktosa dapat dikonsumsi lansia yang kesusahan mencerna laktosa sekaligus mencegah pikun.

"Minum 150-300 mL susu yang telah diperkaya dengan gingseng bisa memberikan nutrisi yang cukup untuk secara efektif memperbaiki fungsi kognitif," tulis Fiszman dalam Journal of Dairy Science.

Jalan kaki bisa dikatakan salah satu olahraga sederhana yang besar manfaatnya. Namun bila temponya dipercepat, maka manfaatnya menjadi lebih besar lagi. Sebuah studi dari AS menemukan pejalan kaki yang berjalan dengan tempo cepat berpeluang 18 persen lebih rendah untuk meninggal lebih cepat, termasuk mengalami kepikunan.

Jalan kaki bisa dikatakan salah satu olahraga sederhana yang besar manfaatnya. Namun bila temponya dipercepat, maka manfaatnya menjadi lebih besar lagi. Sebuah studi dari AS menemukan pejalan kaki yang berjalan dengan tempo cepat berpeluang 18 persen lebih rendah untuk meninggal lebih cepat, termasuk mengalami kepikunan.

Mengisi TTS dan mendengarkan musik klasik bukan lagi aktivitas yang diklaim dapat mencegah pikun, namun belajar memotret alias fotografi. Hal ini karena otak cenderung lebih tajam bila mendapat latihan mental dengan durasi yang lebih panjang dan berkelanjutan seperti belajar memotret dan merajut.

Selain itu, belajar bahasa asing juga diketahui dapat memberikan manfaat yang sama. Bahkan konon belajar bahasa asing menunda kepikunan hingga lima tahun lebih lambat.

Mengisi TTS dan mendengarkan musik klasik bukan lagi aktivitas yang diklaim dapat mencegah pikun, namun belajar memotret alias fotografi. Hal ini karena otak cenderung lebih tajam bila mendapat latihan mental dengan durasi yang lebih panjang dan berkelanjutan seperti belajar memotret dan merajut.

Selain itu, belajar bahasa asing juga diketahui dapat memberikan manfaat yang sama. Bahkan konon belajar bahasa asing menunda kepikunan hingga lima tahun lebih lambat.

Punya banyak teman diketahui dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seseorang. "Pokoknya umur 40-an tahun, praktikkan deh pola hidup sehat. Makan sayur tiap hari, buah tiap hari, olahraga 3 kali seminggu, banyak ketawa, jangan stres, dan bergaul. Bergaul is very-very healthy," kata DY Suharya, direktur eksekutif Alzheimer's Indonesia kepada detikHealth.

Bahkan DY mencontohkan salah satu bentuk pergaulan yang bisa menjaga otak adalah arisan. "Bukan masalah spending-nya, tapi lebih ke banyak ketawa, banyak bergaul, banyak teman," imbuhnya.

Punya banyak teman diketahui dapat mengurangi risiko penurunan kognitif seseorang. "Pokoknya umur 40-an tahun, praktikkan deh pola hidup sehat. Makan sayur tiap hari, buah tiap hari, olahraga 3 kali seminggu, banyak ketawa, jangan stres, dan bergaul. Bergaul is very-very healthy," kata DY Suharya, direktur eksekutif Alzheimer's Indonesia kepada detikHealth.

Bahkan DY mencontohkan salah satu bentuk pergaulan yang bisa menjaga otak adalah arisan. "Bukan masalah spending-nya, tapi lebih ke banyak ketawa, banyak bergaul, banyak teman," imbuhnya.

Di tahun 2013, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu menemukan orang-orang yang mengonsumsi obat penurun tensi darah jenis beta-blocker ternyata memiliki lesi otak lebih sedikit ketimbang yang minum obat non beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.

Di tahun 2013, tim peneliti dari Pacific Health Research and Education Institute di Honolulu menemukan orang-orang yang mengonsumsi obat penurun tensi darah jenis beta-blocker ternyata memiliki lesi otak lebih sedikit ketimbang yang minum obat non beta-blocker atau tidak diobati sama sekali.

(lil/up)

Berita Terkait