Simulasi Call Center 119, Menkes Ajak Petugas Utamakan Nyawa Bukan Biaya

Simulasi Call Center 119, Menkes Ajak Petugas Utamakan Nyawa Bukan Biaya

- detikHealth
Selasa, 10 Jun 2014 16:45 WIB
Simulasi Call Center 119, Menkes Ajak Petugas Utamakan Nyawa Bukan Biaya
Menkes menghubungi 119 (Foto: Reza/detikHealth)
Jakarta - Pelayan gawat darurat merupakan salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan. Di Jakarta, pelayanan gawat darurat dapat dilakukan dengan munghubungi nomor call center 119.

Dalam kunjungan kerjanya ke Puskesmas Kecamatan Tebet, Jalan Dr Soepomo, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (10/6/2014), Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi bersama dengan Plt Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Poernama serta Direktur Umum BPJS Kesehatan dr Fahmi Idris berkesempatan menguji bagaimana pelayanan gawat darurat tersebut.

"Di sini ada anak kejang-kejang, apa yang harus saya lakukan. Mau dibawa ke rumah sakit mana?" tanya Menkes, pura-pura melapor kepada operator.

Jawaban yang diberikan oleh operator ternyata mengecewakan Menkes. Pasalnya operator call centre gawat darurat tersebut malah menanyakan tentang bagaimana jaminan pembayaran yang akan dilakukan.

"Jawabnya pertama kali malah tentang jaminannya bagaimana, padahal kan seharusnya tidak seperti. Yang terpenting itu kan bagaimana Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) saves life, menyelamatkan nyawa. Bukan biaya," tutur Menkes dalam dialog kunjungan kerjanya.

Untuk itu, Menkes menyarankan agar perlunya diadakan pelatihan tentang bagaimana menjadi operator call centre gawat darurat yang baik. Beberapa poin penting yang harus diingat untuk ditanyakan antara lain adalah alamat, usia pasien, serta pelayanan yang dibutuhkan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Unit Gawat Darurat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Iwan Kurniawan mengatakan bahwa memang SPGDT yang baru berjalan 2 tahun ini masih membutuhkan waktu untuk maksimal. Masalahnya menurut Iwan adalah banyak dari panggilan tersebut yang hanya main-main dan tidak serius.

"Hampir 70-80 persen panggilan yang masuk main-main. Kami sekarang juga sulit untuk menentukan mana yang serius dan mana yang hanya main-main," tutur Iwan.

Di lain pihak, Kadinkes DKI Jakarta dr Dien Emawati yang ditemui di acara yang sama mengatakan bahwa pihaknya akan terus berbenah agar SPGDT dapat berjalan maksimal. Salah satunya adalah dengan mengikuti saran Menkes untuk memberikan pelatihan kepada operator call centre.

"Yang tadi di simulasi itu setengahnya baru. Namun kami akan mengikuti saran Menkes untuk melakukan pelatihan lagi, semoga dalam waktu dekat," tandas dr Dien.

(up/up)

Berita Terkait