Jaring laba-laba dapat mempercepat penyembuhan luka cabut gigi. Hasil penelitian di Universitas Gadjah Mada mengungkap, jaring laba-laba banyak mengandung zat berkhasiat seperti vitamin K dan protein.
Obat penyembuhan luka ini dinamakan Spidweb Gel. Ini merupakan hasil penelitian empat mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni Effendi Halim, Mirna Aulia, Claudia Twistasari, Choirunisa Nur Humairo dan Bayu Anggoro Aji.
"Penyembuhan luka pasca cabut gigi biasanya secara alami, tetapi pada kasus tertentu misal penderita diabetes perlu bantuan aplikasi obat-obatan tertentu untuk membantu dan mempercepat penyembuhan luka," kata Effendi kepada wartawan di kampus UGM, Selasa (19/8/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil penelitian kami, dalam jaring laba-laba banyak mengandung zat seperti protein dan vitamin K yang membantu mempercepat penyembuhan luka," katanya.
Zat-zat tersebut lanjut Effendi, sifatnya yang biokompatibel, tidak beracun, serta mudah berikatan dengan sel-sel tubuh namun aman untuk digunakan pada tubuh mahkluk hidup lainnya termasuk manusia.
"Sebenarnya jaring laba-laba ini sudah lama dimanfaatkan penduduk di pegunungan Carpathia dan Bokaro-Jharkhand, India untuk membantu menyembuhkan luka di kulit," ungkapnya.
Untuk mendapatkan jaring laba-laba dalam jumlah yang banyak, mereka memelihara sendiri laba-laba jenis Argiope modesta dan Cyrtophora molluccensis yang dibeli dari Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY). Jaring yang diproduksi dari kelenjar mulut laba-laba dikumpulkan setiap dua minggu sekali.
Laba-laba mulai dipelihara pada bulan Maret lalu. Jaring yang sudah terkumpul lalu diekstrak dan dibuat sediaan gel," kata Effendi.
Spidweb gel telah diujikan kepada 30 ekor marmut. Hasil percobaan dilakukan dengan melakukan pencabutan gigi depan bawah hewan marmut. Selanjutnya pada bekas luka pencabutan kemudian diaplikasikan gel. Hasilnya, melalui pengamatan spesimen histologi melalui mikroskop menunjukkan bahwa fase peradangan pada luka cepat berakhir.
"Pengamatan dilakukan pada hari ke 3, 7, dan 14. Dengan aplikasi gel ini di hari ketiga fase peradangan sudah berakhir. Sedangkan kalau tanpa gel baru akan usai di hari ketujuh," katanya.
Demikian halnya saat pengamatan di hari ke tujuh diketahui fase peradangan telah berakhir dengan aplikasi gel. Sementara tanpa aplikasi gel jaring laba-laba peradangan baru akan usai di hari ke-14. Selanjutnya pada pengamatan di hari ke-14 menunjukkan proses penyembuhan luka pasca cabut gigi telah diikuti dengan percepatan pembentukan jaringan kolagen yang akan segera berubah menjadi tulang mengisi ruang-ruang kosong bekas pencabutan pada rahang.
"Meski ini baru penelitian awal dan masih terbuka untuk penelitian lebih lanjut. Harapannya nantinya bisa dipatenkan dan diproduksi masal," katanya.
Penelitian pengembangan Spidweb Gel lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian (PKM-P). Dikembangkan di bawah bimbingan drg Alma Linggar Jonarta, MKes. Hasil penelitian ini mampu menghantarkan kelimanya melaju dalam kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2014 yang akan digelar di Universitas Diponegoro Semarang pada 25-28 Agustus mendatang.
(bgs/up)











































