Sama-sama Bikin Trombosit Turun, Diagnosis Typus dan DBD Kerap Tertukar

Typus & Kelelahan

Sama-sama Bikin Trombosit Turun, Diagnosis Typus dan DBD Kerap Tertukar

- detikHealth
Jumat, 22 Agu 2014 14:03 WIB
Sama-sama Bikin Trombosit Turun, Diagnosis Typus dan DBD Kerap Tertukar
Jakarta -

Dalam beberapa kasus, pasien DBD (Demam Berdarah Dengue) mendapatkan diagnosis typus. Demikian pula sebaliknya, pasien terkadang sudah mengeluarkan ongkos ratusan ribu rupiah untuk tes DBD ternyata diagnosisnya typus.

Diakui oleh pakar penyakit infeksi, DBD dan infeksi typus memiliki kemiripan. Dilihat dari hasil pemeriksaan darah di laboratorium, typus dan DBD sama-sama dicirikan dengan turunnya angka trombosit, yang normalnya berada dalam rentang 150.000 - 400.000/mm3.

"Kesalahan diagnosis ini biasanya terjadi karena ketidakcermatan saat melakukan pemeriksaan laboratorium," kata dr Paul Harijanto, SpPD-KPTI, pakar penyakit infeksi dari RS Bethesda Tomohon, Sulawesi Utara kepada detikHealth, seperti ditulis Jumat (22/8/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesalahan diagnosis, menurut dr Harijanto bisa dihindari dengan memperhatikan dengan cermat gejala typus. Jika pasien mengalami demam tinggi selama 5 hari dan disertai sakit perut atau mencret, maka tes darah untuk mendeteksi typus perlu dilakukan.

"Jadi jangan main asal cek saja. Langsung cek typus, padahal pasien baru mengeluh demam dan lemas saja," lanjut dr Harijanto.

Anggapan bahwa DBD dan typus merupakan 'sepaket' dan selalu hadir bersamaan juga dibantah oleh dr Harijanto. Keduanya adalah penyakit yang berbeda, tidak saling berhubungan meski diagnosisnya sering tertukar karena ketidakcermatan pemeriksaan.

"Ya kalaupun memang terjadi seperti itu, ya berarti namanya sial. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah sakit kena typus dikasih pula DBD," jelas dr Harijanto.

Sebagai catatan, typus merupakan sebutan awam untuk demam typhoid, yakni sejenis infeksi yang menyerang usus halus. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri Salmonella yang terdapat pada tinja atau kotoran binatang. Kuman ini menginfeksi manusia melalui makanan yang terkontaminasi.

(up/up)

Berita Terkait