Atraksi Menyemburkan Api, Risiko Sebenarnya Lebih Fatal dari Luka Bakar

Atraksi Menyemburkan Api, Risiko Sebenarnya Lebih Fatal dari Luka Bakar

- detikHealth
Senin, 25 Agu 2014 06:30 WIB
Atraksi Menyemburkan Api, Risiko Sebenarnya Lebih Fatal dari Luka Bakar
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta -

Menyemburkan api dari mulut atau fire-breathing adalah sebuah trik sulap yang cukup populer. Cara paling mudah adalah dengan memanfaatkan bahan-bahan mudah terbakar, tapi dengan risiko cukup fatal yakni merusak paru-paru.

Sejumlah kasus pernah dilaporkan dalam jurnal ilmiah kedokteran, seorang pemain sulap atau atraksi serupa masuk UGD (Unit Gawat Darurat) saat menyemburkan api. Umumnya mereka keracunan bahan bakar yang mereka gunakan dengan cara dimasukkan ke mulutnya.

Salah satunya terjadi pada seorang pria 25 tahun di Republic of Macedonia. Amatir dan kurang pengalaman, pria ini mencoba melakukan atraksi tersebut dengan menggunakan minyak parafin. Tanpa sengaja, sebagian minyak parafin yang memenuhi mulutnya tertelan dan sebagian masuk ke paru-paru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosis pneumonia akut, sejenis radang paru-paru akibat mengisap bahan berbahaya. Dikutip dari jflmjournal.org, Minggu (24/8/2014), ia mengalami sakit kepala yang parah, demam, nyeri perut dan dada, batuk kering, dan terutama susah bernapas.

"Pasien tersebut, berkat diagnosis yang cepat dan penanganan yang tepat, tidak mengalami komplikasi kronis," kata Dr Andon Chibishev dari University Clinic of Toxicology and Urgent Internal Medicine yang menulis laporan tersebut, dikutip dari Livescience.

Kasus serupa juga pernah terjadi di Italia, menimpa seorang pemain atraksi berusia 29 tahun. Pria ini mengalami fase paling parah dari keracunan minyak parafin selama 4 pekan sebelum akhirnya membaik. Kasusnya dipublikasikan di Journal of Occupational Medicine and Ergonomics.

Prof Chibishev mengatakan, dampak paling parah dari pneumonia akibat keracunan bahan bakar adalah penumpukan cairan di sekitar paru-paru. Fungsi pernapasan bisa macet karenanya. Sedangkan di saluran pencernaan, risiko terburuknya antara lain perdarahan lambung.

(up/up)

Berita Terkait