Nah, apakah Anda pernah menemukan kasus seorang pasien yang mengalami gejala tersebut namun orang tersebut pulih kembali dalam waktu 24 jam tanpa harus diberikan penanganan khusus? Gejala tersebut biasanya dialami oleh pasien yang mengalami Transcient Ischemic Attack (TIA).
Dikatakan dr Nizmah, SpS dari RSU Bunda Menteng, TIA disebabkan oleh penyumbatan aliran darah ke otak, namun sumbatannya tidak begitu parah. Oleh sebab itu, TIA sering disebut sebagai stroke ringan. Meski demikian, bukan berarti TIA tidak berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemeriksaan perlu dilakukan oleh tim medis kepada pasien yang mengalami TIA. Sebab menurut dr Nizmah upaya ini dilakukan agar dapat dilihat faktor risiko apa saja yang dimiliki oleh pasien.
"Karena akan ada kemungkinan pasien bisa mengalami TIA yang berulang-ulang atau bahkan stroke yang lebih berat. Oleh sebab itu, pemeriksaan faktor risiko dilakukan agar kami dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk pasien," jelas dr Nizmah.
Sama seperti jantung, stroke merupakan keadaan darurat karena dapat menyerang otak. Tak hanya penyumbatan aliran darah, stroke pun dapat terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Namun menurut dr Nizmah kasus paling banyak memang terjadi karena penyumbatan aliran darah di mana jumlah kasusnya bisa mencapai angka 80%.
(rdn/rdn)











































