Sebuah studi dari PLOS One menuliskan bahwa mengukur tingkat ketajaman indra penciuman seseorang akan membantu dokter memprediksi seberapa besar kemungkinan orang itu hidup dalam waktu lima tahun ke depan. Lalu, bau apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketajaman indra penciuman seseorang?
Para peneliti dari University of Chicago telah melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan lima bau khas yakni peppermint, jeruk, ikan, mawar dan kulit. Hasilnya, 39% remaja yang indra penciumannya kurang tajam meninggal dalam waktu kurang dari lima tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun demikian, seseorang dengan indra penciuman yang kurang tajam tidak lantas menyebabkan kematian secara langsung. Hal itu bisa menjadi salah satu tanda atau peringatan dini adanya kerusakan sel," tutur ketua dari penelitian tersebut, Prof Jayanto Pinto, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/10/2014).
Menurunnya tingkat ketajaman indra penciuman dapat disebabkan oleh polusi dan penyakit. Selain itu, hal tersebut juga menjadi tanda bahwa sel-sel di dalam tubuh tidak beregenerasi atau tidak berkembang dengan baik. Sehingga, tubuh akan kehilangan keseimbangan dan berujung pada kematian.
Dibandingkan dengan beberapa faktor penting seperti usia, kecukupan nutrisi, kebiasaan merokok, dan isu kesehatan lainnya, para peneliti menganggap risiko kematian terbesar tetap berada pada tingkat ketajaman indra penciuman.
"Indra penciuman merupakan indra yang sedikit kurang dihargai. Padahal, peran indra penciuman sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Kadang kita kurang menyadari jika kita tidak dapat membaui sesuatu, maka akan menyebabkan depresi. Penelitian ini juga tidak bermaksud membuat orang-orang khawatir, tetapi untuk mengimbau bahwa mulai sekarang kita harus memperhatikan kesehatan sensorik," imbuh Prof Jayanto.
(ajg/vit)











































