Program Bayi Tabung dengan Sperma Donor, Adakah Risikonya?

Bayi Tabung dengan Sperma Donor

Program Bayi Tabung dengan Sperma Donor, Adakah Risikonya?

- detikHealth
Rabu, 08 Okt 2014 15:16 WIB
Program Bayi Tabung dengan Sperma Donor, Adakah Risikonya?
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta -

Dikabarkan menjalani program bayi tabung di luar negeri dengan status belum menikah, artis Julia Perez juga disebut-sebut sudah memiliki calon donor sperma. Jika tak pilih-pilih donor dan klinik dengan cermat, bukan tak mungkin prosedur ini berisiko.

Menurut dr Aryando Pradana, SpOG, dari Klinik Bayi Tabung Morula IVF Jakarta, dari sisi medis sebenarnya donor sperma tidak infeksius. Hal ini dikarenakan untuk proses donor sperma, sperma dibekukan dan kemudian dilakukan skrining anti-HIV dan anti-hepatitis.

"Berbahaya atau tidak, itu mungkin-mungkin saja terjadi. Sayangnya di Klinik Morula sendiri tidak ada prosedur donor sperma, yang ada pembekuan sperma. Ini biasanya untuk pasangan suami istri yang tinggalnya beda kota. Sperma dibekukan dan menunggu istri mencapai masa subur," paparnya kepada detikHealth dan ditulis pada Rabu (8/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter yang akrab disapa dr Nando tersebut menegaskan risiko yang muncul bergantung pada masing-masing klinik yang melakukan prosedur tersebut. Berbeda klinik, maka berbeda pula prosedur yang berlaku, dan pada akhirnya risiko yang muncul juga akan berbeda-beda.

Jika di Indonesia memang belum diberlakukan prosedur donor sperma, lain halnya dengan Malaysia. Malaysia termasuk negara yang memperbolehkan program bayi tabung dengan donor sperma. Salah satunya di Pusat Perubatan Tropicana Medical Centre (TMC) yang berlokasi di Selangor, Malaysia.

Perwakilan TMC untuk Indonesia, Syaiful Bahri, menjelaskan kepada detikHealth bahwa TMC melakukan proses penyaringan sangat teliti untuk memastikan pendonor bebas dari penyakit genetik dan virus. Tapi kalau pasien membawa sendiri calon donor, kemudian setelah diperiksa tidak ada masalah, maka diperbolehkan.

Yang paling penting untuk melakukan program bayi tabung dengan donor sperma adalah memastikan kondisi donor bebas dari penyakit genetik dan virus. "Jika diketahui asal-muasal dari pendonor dan memang betul-betul sehat, maka tidak ada risiko menggunakan donor sperma," ucap Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K), dari Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya.

(ajg/vit)

Berita Terkait