Salma Qonita Khairunnisa (6 bulan) kini tengah mendapatkan perawatan di RS Hermina Depok sejak didiagnosis dengan atresia bilier. Ia masih harus menunggu hingga usianya mencapai 1 tahun untuk bisa melakukan operasi cangkok hati.
"Untuk atresia bilier pilihan pengobatannya memang transplantasi. Saluran empedu kan tidak bisa dibuat," ungkap Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI), dr Rino A. Gani, SpPD-KGEH, saat dihubungi detikHealth pada Selasa (28/10/2014).
Yang pasti, dr Rino menjelaskan bahwa prinsipnya donor dan resipien harus memiliki golongan darah dan rhesus yang sama. Jauh lebih baik jika donor diberikan dari anggota keluarga terdekat. Selain itu, jika tidak diberi tindakan, hati pasien bisa semakin terluka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah dibiopsi, ketahuan kalau Salma sudah stadium 4. Kondisinya juga sudah sampai sirosis. Hatinya sudah rusak dan satu-satunya jalan untuk sembuh adalah transplantasi. Saya nanti yang akan donor," imbuh Yenny.
Meskipun kini kondisi Salma stabil, namun ia masih harus menunggu. Pasalnya bungsu dari tiga bersaudara ini masih berusia 6 bulan, dengan berat badan 5,2 kg.
Ini berarti Yenny dan suaminya, Adhitya Pradana Ardhi (33) memiliki waktu sekitar 6 bulan untuk mengumpulkan dana dan menaikkan berat badan Salma agar memenuhi syarat operasi transplantasi.
"Biaya yang dibutuhkan kisarannya sekitar Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar. Insya Allah kalau untuk kontrol dan berobat biasa ke rumah sakit kami masih bisa menanganinya. Namun kalau biaya untuk operasinya jujur kami tak sanggup. Belum lagi pasca operasi, Salma harus minum obat seumur hidup dan rutin kontrol," ungkapnya.
(ajg/vit)











































