Joanna mengalami toxic shock syndrome, infeksi bakteri langka yang disebabkan pemakaian tampon. Tak pernah disangka oleh Joannya bahwa aktivitasnya menggunakan tampon justru membuatnya harus berjuang melawan racun yang mengakibatkan organ-organnya berhenti berfungsi.
"Ketika saya bangun dari koma, saya disodori foto tiga anak saya tapi saya tidak kenal siapa mereka. Kala itu tepat ulang tahun saya yang ke-25, suster membacakan semua kartu ucapan tapi saya tidak kenal siapa yang mengirimkannya," kisah Joanna dikutip dari Mirror, Rabu (19/11/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sang suami dan ibunya segera membawa Joannya ke RS setelah wanita itu kesulitan bernapas dan denyut nadinya melemah. Diakui Joanna, hal terakhir yang ia ingat adalah ketika di mobil, suami dan ibunya buru-buru mengantar ia ke RS. Setelah itu, ia tak tahu apa yang terjadi dan ketika sadar dari koma itulah, Joanna tak bisa mengingat semuanya.
"Selama 8 hari saya harus menggunakan alat medis pendukung. Kaki saya bengkak bahkan 8 lapisan kulit saya mengelupas. Kuku saya rapuh dan hampir 50% rambut saya rontok. Sesudah itu saya benar-benar kesulitan berpikir sampai dua hari setelah siuman, saya berkonsultasi dengan dokter dan tahu bahwa saya mengalami toxic shock syndrome dibarengi dengan meningococcal septicaemia," tutur Joanna.
Toxic shock syndrome (TSS) adalah infeksi yang disebabkan bakteri tidak berbahaya yang ada di kulit, hidung, atau mulut. Namun, bakteri itu bisa masuk ke aliran darah dan menyerang sistem pertahanan tubuh dengan mengeluarkan racun yang bisa merusak sistem jaringan, termasuk kulit dan organ tubuh.
"Pemulihan saya butuh waktu lama oleh karena itu kini orang tua saya ikut mendampingi saya. Beberapa hari sekali saya harus menjalani fisioterapi agar bisa berjalan lagi. Saya mengimbau kepada semua wanita untuk lebih berhati-hati saat menggunakan tampon dan perhatikan kesehatan area kewanitaan Anda," kata Joanna.
(rdn/vit)











































