KPAI Sebut Pendidikan Kespro Sejak Dini Bisa Cegah Anak Tertular HIV

Hari AIDS Sedunia

KPAI Sebut Pendidikan Kespro Sejak Dini Bisa Cegah Anak Tertular HIV

- detikHealth
Senin, 01 Des 2014 19:04 WIB
KPAI Sebut Pendidikan Kespro Sejak Dini Bisa Cegah Anak Tertular HIV
Jakarta -

Selain penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktifnya lainnya (Napza), hubungan seks berisiko juga menjadi salah satu faktor terbesar dalam penularan Human Imunodeficiency Virus (HIV). Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa hal tersebut dapat dicegah dengan cara memberikan pendidikan kesehatan reproduksi (kespro) sejak dini.

Erlinda, Sekretaris Jenderal KPAI mengatakan bahwa penularan HIV melalui hubungan seks berisiko dapat dicegah dengan melakukan pendidikan kespro pada anak. Dengan memberikan pendidikan kespro, diharapkan anak dapat mempunyai sifat menghargai tubuhnya sendiri.

"Pendidikan bisa dilakukan sejak umur 2 tahun. Pertama tentunya soal menjaga kebersihan tubuh. Semakin besar ditambah dengan memberikan penanaman sikap di mana tubuh adalah titipan Tuhan dan tak boleh dirusak atau dinodai oleh diri sendiri dan orang lain," tutur Erlinda ketika dihubungi detikHealth, Senin (1/12/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fase awal seperti sudah disebutkan Erlinda adalah memberikan pemahaman soal kebersihan tubuh, termasuk organ genital. Ketika anak sudah beranjak remaja dan puber, langkah selanjutnya adalah memberikan pengertian soal perubahan yang terjadi pada tubuh.

Erlinda mengatakan bahwa orang tua harus mampu menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi adalah normal. Di fase ini, penting bagi orang tua untuk memberitahukan soal risiko‎ yang terjadi jika anak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, termasuk risiko tertular HIV.

"Bukan ditakut-ta‎kuti ya. Tapi diberikan penjelasan ilmiah, agar masuknya ke otak kiri. Soal penyakitnya, apa penyebabnya, lalu kalau terserang bagaimana," tutur Erlinda.

"Misalnya bisa diputarkan video. Bukan video orang bersetubuh tentunya, namu‎n video misalnya soal bagaimana perjalanan sperma sampai bertemu sel telur, jadi anak belajar soal fisiologis mereka," tambahnya lagi.

Harapannya, dengan mengetahui soal risiko dan bahayanya, anak akan terhindar dari hubungan seks berisiko, dan mengurangi risiko tertular HIV. Selain itu dengan menghargai tubuhnya sendiri, anak juga bisa terhindar dari perilaku kekerasan seksual.

"Ketika anak sudah menghargai diri sendiri, ia tentunya akan menolak jika ada yang ingin menodai misalnya. Di sisi lain, sikap itu juga bisa memberikan pengertian kepada anak untuk tidak mengganggu tubuh orang lain. Jadi selain terhindar sebagai korban, terhindar juga menjadi pelaku," pungkasnya.

(mrs/vit)

Berita Terkait