Maureen sempat didiagnosis kanker payudara sebanyak dua kali, yakni di tahun 1990 dan 2002. Karena itu dokter menyarankan agar ia menjalani prosedur mastektomi ganda demi memastikan sel-sel kanker telah pergi dari tubuhnya.
Padahal wanita yang tinggal di Christchurch, Dorset itu ingat betul kanker hanya menyerang salah satu payudaranya. Hanya saja karena sang nenek juga meninggal karena penyakit yang sama, dokter mendorong Maureen untuk menjalani prosedur tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun 9 tahun kemudian, Maureen menemukan benjolan dan ruam mencurigakan di atas kedua dadanya. Ketika menemui dokter, ia malah dirujuk ke dokter spesialis kulit karena dikira itu hanyalah gangguan kulit biasa.
Beruntung si dokter kulit juga mencurigai ruam di dada Maureen dan memintanya menjalani biopsi untuk memastikan tak ada yang serius dengan kondisinya. "Betapa kagetnya saya karena itu ternyata kanker. Saya sangat terpukul ketika diberitahu tentang hal itu. Dokter sempat menenangkan saya namun saya bilang kepadanya, saya tak sanggup jika harus kemoterapi lagi," paparnya.
Dokter yang menangani Maureen mengaku kondisi yang dialami pasiennya itu sangatlah tidak biasa, bahkan ia tak pernah mendengar ada kasus serupa di masa lalu. Sebab dalam prosedur mastektomi ganda, seluruh jaringan payudara milik pasien telah diangkat.
Namun nyatanya kanker masih bisa menyerang bagian dada pasien, terutama jika saat mastektomi dilakukan, kelenjar getah bening pasien ternyata juga banyak yang terserang kanker. Hal ini memperbesar peluang si kanker untuk 'kembali' lagi. Di samping itu, sel-sel kanker payudara dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya karena kelenjar getah bening dan tumor bisa tumbuh di organ lain semisal paru-paru, tulang maupun kulit.
Pada akhirnya dokter lantas meminta Maureen mengonsumsi obat anti-kanker, Tamoxifen untuk seumur hidupnya. Setidaknya wanita berumur 71 tahun bersyukur ia masih bisa bertahan, meski harus berjuang mengobati kanker di sisa hidupnya.
"Selain didukung keluarga, beruntung saya juga mendapat support dari Macmillan (red, yayasan amal untuk pasien kanker dari Inggris). Mereka mengunjungi saya, bahkan meminta saya untuk berlibur dan menanggung seluruh akomodasinya," tutupnya.
(lil/vit)











































