"SDM (Sumber Daya Manusia) siap, begitu juga prasarana. Kalau memang perlu, kami siapkan satu ruangan khusus," kata Kepala RSPAD Gatot Subroto, dr Ponco Agus Prasojo, SpB, Kamis (5/3/2015).
"Tambahan juga untuk obat dan cairan infus. Perkiraan kami minimal seperti tahun lalu," lanjut dr Ponco.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam beberapa tahun terakhir, tercatat ada penurunan jumlah kasus DBD di RSPAD Gatot Subroto. Tahun 2012 tercatat sebanyak 2.635 kasus, 2013 sebanyak 2.608 kasus, sedangkan 2014 2.448 kasus.
Terkait siklus DBD 5 tahunan, peneliti dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi RSPAD Garot Subroto, dr Soroy Lardo, SpPD-FINASIM menyebut ada banyak faktor yang berpengaruh. Di antaranya perubahan iklim dan perubahan siklus perkembangbiakan nyamuk.
Secara pribadi, ia mengakui ada perubahan pola perkembangbiakan nyamuk yang berpengaruh pada kemunculan outbreak DBD. Oleh karenanya, outbreak bisa muncul kapan saja.
"Pengamatan kami malah bukan 5 tahunan, outbreak DBD bisa muncul tiap tahun. Tahun 2007 kami mengalami outbreak, ada lebih dari 3.000 kasus," kata dr Soroy.
Diberitakan detikHealth beberapa waktu lalu, tim dari Dengue Elimination Project Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta menyebut tahun 2015 sebagai puncak siklus DBD 5 tahunan. Di awal tahun, tercatat sejumlah daerah mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) terutama di Jawa Timur.
Baca juga: Sama-sama Bergejala Demam Tinggi, DBD Kerap Disangka Typus
(AN Uyung Pramudiarja/Ajeng Anastasia Kinanti)











































