Aneh Tapi Nyata, 5 Orang Ini Pura-pura Sakit Demi Dirawat di RS!

Aneh Tapi Nyata, 5 Orang Ini Pura-pura Sakit Demi Dirawat di RS!

- detikHealth
Jumat, 15 Mei 2015 10:38 WIB
Aneh Tapi Nyata, 5 Orang Ini Pura-pura Sakit Demi Dirawat di RS!
Jakarta - Wajarnya orang akan menjaga kesehatannya agar tak jatuh sakit, apalagi sampai dirawat di rumah sakit. Namun yang dilakukan oleh sebagian lainnya justru tak biasa. Ada yang justru 'berjuang' pura-pura sakit dan mengeluh ini-itu demi bisa dirawat di rumah sakit.

Ya, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber pada Jumat (15/5/2015), berikut 5 kisah tak biasa mereka yang 'ingin' sakit dan mendapatkan perawatan khusus dari tim medis:

1. Pura-pura nyeri dada

Pada tahun 2005, seorang pria berusia 20 tahun datang ke sebuah rumah sakit di New Mexico dengan keluhan nyeri dada. Berdasarkan keluhan, ia diberi tindakan MRI untuk menyelidiki penyebab masalahnya. Namun hasil-hasil pemeriksaan tersebut tak menunjukkan adanya masalah yang berarti pada bagian dada si orang tersebut.

Pemulihan pasca tindakan pun menunjukkan bahwa ia dalam kondisi baik-baik saja, namun bukannya pulang, ia justru terus membuat keluhan. Setelah pihak rumah sakit memeriksa riwayatnya, semua keluhan tersebut ternyata palsu.

Pria tersebut sebelumnya telah dirawat di banyak rumah sakit yang berbeda, bahkan di negara yang berbeda, dengan keluhan yang sama. Akhirnya ia pun dirujuk ke psikiater.

Tak disangka, pada tahun 2009, ia muncul di sebuah rumah sakit wilayah Ohio dengan metode yang sama. Ia mengeluh terkena tumor otak. Namun kali ini ia mengaku tidak bisa menjalani MRI dan minum berbagai obat karena alergi. Dokter di rumah sakit Ohio kemudian menyadari bahwa pasien ini kerap melakukan hal yang sama, namun dengan nama dan tanggal lahir berbeda-beda, selama enam tahun terakhir.

2. Mengaku diabetes tiap akhir pekan

Seorang wanita 21 tahun, yang dikenal di wilayahnya dengan sebutan Ms J, secara rutin datang ke rumah sakit setempat untuk 'mengobati' diabetes tipe 1 yang katanya ia miliki sejak kecil. Kali pertama ia datang dengan keluhan diabetic ketoacidosis (DKA), yakni sebuah keadaan darurat medis di mana tubuh mulai membakar asam lemak dan memproduksi asam keton karena kekurangan insulin. Gejala dan komplikasi termasuk dehidrasi, muntah, kesulitan bernapas, pembengkakan otak, dan gagal ginjal akut.

Hasil pemeriksaan tak menunjukkan adanya keanehan tersebut. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, terungkap bahwa ia memiliki jadwal tersendiri untuk datang ke rumah sakit. Biasanya wanita ini datang ke rumah sakit seiap akhir pekan, di mana saat itu suaminya sedang pergi dinas dalam perjalanan. Setelah dibawa ke psikiater, diduga ia sengaja melakukan ini untuk mendapatkan perhatian saat suaminya pergi.

3. Suntikkan bakteri ke tubuh sendiri

Jika bakteri biasanya justru dihindari, yang dilakukan oleh seorang wanita muda di Dallas justru sebaliknya. Ia diduga menyuntikkan sendiri bakteri ke dalam tubuhnya. Wanita ini diketahui datang ke Baylor University Medical Center di Dallas dengan keluhan bakteremia, yakni ketika bakteri terdapat dalam aliran darah. Kondisi ini diketahui dapat muncul akibat infeksi yang sangat serius seperti sepsis, pneumonia, dan meningitis.

Oleh sebab itu, dokter kemudian melakukan pengujian ekstensif. Tes menunjukkan tidak ada masalah dengan sistem kekebalan tubuh wanita tersebut, serta tidak ada sepsis. Namun fakta bahwa wanita itu adalah seorang teknolog medis menimbulkan kecurigaan di kalangan dokter. Kamarnya pun digeledah selama ia berada di ruangan lain untuk dilakukan rontgen.

Dokter menemukan sebuah tas yang berisi cawan petri dengan koloni bakteri E.coli dan S.aureus tumbuh di dalamnya. Selain itu terdapat pula jarum suntik dan tourniquet. Ia pun dibawa ke psikiater mendapatkan bantuan lebih lanjut.

4. Memalsukan kanker

Belum diketahui alasannya, namun seorang wanita asal Texas pergi ke rumah sakit untuk meminta tindakan kemoterapi. Ia mengatakan kepada dokter bahwa dirinya pernah dirawat sebelumnya karena memiliki kanker usus dan ingin dirawat di Baylor University Medical Center. Di sana ia menemui seorang ahli onkologi dengan bekas luka perut dan alopecia (kebotakan), yang konon dari kemoterapi sebelumnya. Dokter onkologi tersebut pun kemudian meminta catatan medis dari rumah sakit sebelumnya.

Namun yang diterima oleh dokter tersebut adalah catatan yang tampaknya dibuat sendiri. Kertas tersebut adalah kertas fotokopian dan tidak tampak seperti catatan medis. Setelah dikonfirmasi, ia rupanya sudah beberapa kali pergi ke rumah sakit lain dengan keluhan dan catatan yang sama.

5. Pura-pura memar dengan spidol

Rupanya tak cuma orang dewasa yang kerap berpura-pura sakit demi dirawat di rumah sakit. Seorang anak perempuan berusia 10 tahun muncul di sebuah klinik di wilayah Los Angeles pada tahun 2014 dengan luka memar ungu di bawah matanya. Kepada dokter, ia mengatakan bahwa memar tersebut sudah ada selama 12 jam terakhir.

Dokter kulit menduga memar tersebut adalah ekimosis. Namun karena penglihatannya tetap normal dan ruam tersebut tampaknya memiliki bentuk yang aneh serta warna yang agak aneh, tim medis pun mencoba mengusapnya dengan tisu alkohol. Rupanya warna tersebut menghilang dan luntur di tisu.

Akhirnya gadis tersebut pun mengakui telah mewarnainya sendiri dengan menggunakan spidol berwarna ungu.
Halaman 2 dari 6
Pada tahun 2005, seorang pria berusia 20 tahun datang ke sebuah rumah sakit di New Mexico dengan keluhan nyeri dada. Berdasarkan keluhan, ia diberi tindakan MRI untuk menyelidiki penyebab masalahnya. Namun hasil-hasil pemeriksaan tersebut tak menunjukkan adanya masalah yang berarti pada bagian dada si orang tersebut.

Pemulihan pasca tindakan pun menunjukkan bahwa ia dalam kondisi baik-baik saja, namun bukannya pulang, ia justru terus membuat keluhan. Setelah pihak rumah sakit memeriksa riwayatnya, semua keluhan tersebut ternyata palsu.

Pria tersebut sebelumnya telah dirawat di banyak rumah sakit yang berbeda, bahkan di negara yang berbeda, dengan keluhan yang sama. Akhirnya ia pun dirujuk ke psikiater.

Tak disangka, pada tahun 2009, ia muncul di sebuah rumah sakit wilayah Ohio dengan metode yang sama. Ia mengeluh terkena tumor otak. Namun kali ini ia mengaku tidak bisa menjalani MRI dan minum berbagai obat karena alergi. Dokter di rumah sakit Ohio kemudian menyadari bahwa pasien ini kerap melakukan hal yang sama, namun dengan nama dan tanggal lahir berbeda-beda, selama enam tahun terakhir.

Seorang wanita 21 tahun, yang dikenal di wilayahnya dengan sebutan Ms J, secara rutin datang ke rumah sakit setempat untuk 'mengobati' diabetes tipe 1 yang katanya ia miliki sejak kecil. Kali pertama ia datang dengan keluhan diabetic ketoacidosis (DKA), yakni sebuah keadaan darurat medis di mana tubuh mulai membakar asam lemak dan memproduksi asam keton karena kekurangan insulin. Gejala dan komplikasi termasuk dehidrasi, muntah, kesulitan bernapas, pembengkakan otak, dan gagal ginjal akut.

Hasil pemeriksaan tak menunjukkan adanya keanehan tersebut. Namun setelah diperiksa lebih lanjut, terungkap bahwa ia memiliki jadwal tersendiri untuk datang ke rumah sakit. Biasanya wanita ini datang ke rumah sakit seiap akhir pekan, di mana saat itu suaminya sedang pergi dinas dalam perjalanan. Setelah dibawa ke psikiater, diduga ia sengaja melakukan ini untuk mendapatkan perhatian saat suaminya pergi.

Jika bakteri biasanya justru dihindari, yang dilakukan oleh seorang wanita muda di Dallas justru sebaliknya. Ia diduga menyuntikkan sendiri bakteri ke dalam tubuhnya. Wanita ini diketahui datang ke Baylor University Medical Center di Dallas dengan keluhan bakteremia, yakni ketika bakteri terdapat dalam aliran darah. Kondisi ini diketahui dapat muncul akibat infeksi yang sangat serius seperti sepsis, pneumonia, dan meningitis.

Oleh sebab itu, dokter kemudian melakukan pengujian ekstensif. Tes menunjukkan tidak ada masalah dengan sistem kekebalan tubuh wanita tersebut, serta tidak ada sepsis. Namun fakta bahwa wanita itu adalah seorang teknolog medis menimbulkan kecurigaan di kalangan dokter. Kamarnya pun digeledah selama ia berada di ruangan lain untuk dilakukan rontgen.

Dokter menemukan sebuah tas yang berisi cawan petri dengan koloni bakteri E.coli dan S.aureus tumbuh di dalamnya. Selain itu terdapat pula jarum suntik dan tourniquet. Ia pun dibawa ke psikiater mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Belum diketahui alasannya, namun seorang wanita asal Texas pergi ke rumah sakit untuk meminta tindakan kemoterapi. Ia mengatakan kepada dokter bahwa dirinya pernah dirawat sebelumnya karena memiliki kanker usus dan ingin dirawat di Baylor University Medical Center. Di sana ia menemui seorang ahli onkologi dengan bekas luka perut dan alopecia (kebotakan), yang konon dari kemoterapi sebelumnya. Dokter onkologi tersebut pun kemudian meminta catatan medis dari rumah sakit sebelumnya.

Namun yang diterima oleh dokter tersebut adalah catatan yang tampaknya dibuat sendiri. Kertas tersebut adalah kertas fotokopian dan tidak tampak seperti catatan medis. Setelah dikonfirmasi, ia rupanya sudah beberapa kali pergi ke rumah sakit lain dengan keluhan dan catatan yang sama.

Rupanya tak cuma orang dewasa yang kerap berpura-pura sakit demi dirawat di rumah sakit. Seorang anak perempuan berusia 10 tahun muncul di sebuah klinik di wilayah Los Angeles pada tahun 2014 dengan luka memar ungu di bawah matanya. Kepada dokter, ia mengatakan bahwa memar tersebut sudah ada selama 12 jam terakhir.

Dokter kulit menduga memar tersebut adalah ekimosis. Namun karena penglihatannya tetap normal dan ruam tersebut tampaknya memiliki bentuk yang aneh serta warna yang agak aneh, tim medis pun mencoba mengusapnya dengan tisu alkohol. Rupanya warna tersebut menghilang dan luntur di tisu.

Akhirnya gadis tersebut pun mengakui telah mewarnainya sendiri dengan menggunakan spidol berwarna ungu.

(ajg/up)

Berita Terkait