Hal tersebut disampaikan pengacara Steur, Peter Plasman dalam persidangan usai pihak Steur mengajukan banding. Selain praktik di Belanda, Steur juga diketahui praktik di Jerman. Peristiwa ini pun menjadi salah satu kasus di bidang dunia medis yang paling disorot di negeri kincir angin tersebut.
Selama ini, Steur sudah sering salah mendiagnosis pasiennya hingga si pasien mengalami kerugian mental dan fisik. Bahkan, salah satu pasien ada yang nekat bunuh diri setelah mendengar diagnosis Steur bahwa ia terkena penyakit dengan stadium terminal. Atas kesalahannya ini, Steur dijatuhi hukuman 3 tahun penjara meskipun jaksa menuntut agar Steur dikenai hukuman 6 tahun penjara.
Baca juga: Ada Perang Saraf di Otak Saat Orang Berbelanja
https://health.detik.com/read/2011/01/13/150111/1545789/763/ada-perang-saraf-di-otak-saat-orang-berbelanja
Dikutip dari Amsterdam Herald, Kamis (21/5/2015), kerusakan otak yang dialami Steur juga membuatnya meresepkan obat untuk pasiennya dengan efek samping yang amat buruk. Beberapa pasien juga mengalami penderitaan psikis karena disebut memiliki gangguan neurologis degeneratif.
"Klien saya mengalami kecelakaan mobil 25 tahun lalu dan membuat ia mengalami kerusakan otak yang baru terdiagnosis baru-baru ini. Klien saya terkena sindrom frontal. Dia dan orang di sekitar yakin apa yang ia lakukan terhadap beberapa pasiennya turut dipengaruhi kerusakan tersebut," tutur Plasman.
Steur yang selama ini juga mengalami gangguan kepribadian narsisitik dan kecanduan obat penenang tidak hadir dalam sidang tersebut. Pada kesempatan itu, salah satu pasien mengaku didiagnosis kerusakan otak oleh Steur. Hadir pula pasien lain bernama Joke Prins yang salah didiagnosis multiple sclerosis pada tahun 2003.
"Saya tidak mengerti kenapa ini bisa terjadi. Ada orang yang mengalami cedera otak setelah kecelakaan tapi delapan tahun kemudian dia baik-baik saja, tiga tahun kemudian dia tidak baik, lalu delapan tahun kemudian membaik, ini benar-benar membingungkan," tutur Prins.
Baca juga: Daya Ingat Pasangan dengan Cedera Otak Ini Membaik Setelah Punya Anak
(Radian Nyi Sukmasari/Nurvita Indarini)











































