Kondisi semakin memburuk pasca gempa bumi hebat yang melanda Haiti pada tahun 2010 lalu. Tak disangka hal ini kemudian menjadi tantangan tersendiri bagi pasangan David dan Manoucheca Bernard. Saat usia kehamilannya memasuki 23 minggu, Manoucheca diberitahu bahwa bayinya akan menjadi masalah.
Namun wanita ini berupaya tegar dan meneruskan kehamilannya. Di usia kandungan 36 minggu, Manocheca berhasil melahirkan bayi kembar tiga, tepatnya pada bulan November tahun lalu. Kesemuanya berjenis kelamin perempuan.
Hanya saja dua di antaranya lahir dalam keadaan dempet di perut. Namun Manoucheca nampaknya hanya bisa pasrah karena tak ada yang bisa menolong kedua bayinya. Keduanya bernama Marian Dave-Nouche Bernard dan Michelle Dave-Nouche Bernard.
Baca juga: Seperti Film Alien, Pria Ini Lahirkan 'Kembarannya' Lewat Perut
Hingga akhirnya datanglah Dr Henri Ford dari Children's Hospital Los Angeles. Ahli bedah anak ini ternyata kelahiran Haiti, namun pindah ke Amerika di tahun 1972 atau saat usianya masih remaja. Setelah bertahun-tahun tak mengunjungi tanah kelahirannya, Dr Ford merasa harus mengulurkan tangan setelah mendengar Haiti porak-poranda karena gempa.
Di sanalah ia dipertemukan dengan bayi kembar siam dari keluarga Bernard ini. "Saat saya datang, dokter-dokter di sana menanyakan apakah berisiko jika kedua bayi ini dioperasi di Haiti. Tapi bagi saya ini justru tantangan," tutur Dr Ford.
Seperti kita tahu, prosedur pemisahan bayi kembar siam membutuhkan peralatan yang canggih, sedangkan Haiti sama sekali tidak memenuhi kriteria tersebut. Alih-alih menerbangkan mereka ke Amerika, Dr Ford memutuskan untuk melakukan operasi pemisahan di Haiti saja, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan tim medis Haiti.
Setelah disepakati, Dr Ford kemudian membentuk tim yang terdiri atas 18 dokter dan perawat dari Children's Hospital Los Angeles dan Keck Medicine of University of Southern California. Mereka telah menjalani pelatihan bersama sejumlah staf medis dari Haiti dalam rangka melancarkan operasi tersebut.
Operasi pun akhirnya diselenggarakan pada 22 Mei lalu di University Hospital of Mirebalais, yang kini mempunyai fasilitas medis paling maju di Haiti. Untuk menghindari kebingungan, tiap tim mengenakan ikat kepala dengan warna yang berbeda. Tim yang menangani Marian memakai ikat merah, sedangkan Michelle ikat kuning.
Awalnya operasi berjalan lancar hingga tiba-tiba tekanan darah Michelle drop. Ia lantas diberi transfusi darah dan cairan infus, tapi karena ia dan kembarannya berbagi hati, cairan itu bukannya masuk ke darah Michelle, melainkan Marian. Namun ini berhasil diatasi, dan keduanya berhasil dipisahkan dalam operasi yang berlangsung dramatis, tujuh jam lamanya.
Kedua bayi ini kemudian dirawat di NICU milik University Hospital of Mirebalais. Beberapa minggu ke depan, baik Michelle maupun Marian masih harus menjalani terapi fisik untuk menguatkan otot leher mereka,
"Tapi saya sangat, sangat berbahagia," kata David seperti dikutip dari CBS News, Rabu (10/6/2015).
Baca juga: Si Kembar Dempet Usus dari Yaman Sukses Dipisahkan di Arab Saudi
(lll/vit)











































