Ketua Rhesus Negatif Aceh, dr Natalina, mengatakan, pemilik darah rhesus negatif di Indonesia diperkirakan hanya satu persen sementara sisanya merupakan pemilik darah rhesus positif. Pemilik rhesus negatif banyak terdapat di benua Eropa.
"Di Aceh yang sudah tercatat sama kita 90 orang. Ini diturunkan dari perkawinan campuran dengan orang Eropa," kata dr Natalina dalam konferensi pers Tupperware Donor Darah a D2OP for Hopes di Taman Sari, Banda Aceh, dan ditulis pada Minggu (14/6/2015).
Baca juga: Ini Sebabnya dr Lula Kamal Tak Bisa Sembarangan Donorkan Darah
https://health.detik.com/read/2014/10/23/161559/2727863/763/ini-sebabnya-dr-lula-kamal-tak-bisa-sembarangan-donorkan-darah
Asal mula rhesus negatif di Aceh, kata dr Natalina, karena di Aceh pada zaman dulu terdapat kerajaan Samudera Pasai. Saat itu, banyak pedagang-pedagang dari Eropa singgah di Aceh dan setelah lama mengawini penduduk setempat.
Pemilik darah rhesus negatif hingga kini masih kesulitan mencari donor. Jika dibutuhkan darah, mereka menghubungi pendonor rutin dari pemilik darah rhesus negatif.
"Kalau tidak ada pendonor, kita akan lakukan koordinasi dengan lintas PMI (Palang Merah Indonesia) untuk mendapatkan darah," ungkap dr Natalina.
Baca juga: Ini Pentingnya Cross Match Golongan Darah Sebelum Transfusi
https://health.detik.com/read/2013/12/20/174753/2448123/763/ini-pentingnya-cross-match-golongan-darah-sebelum-transfusi
Sementara itu, Kepala Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Banda Aceh, dr Ghazali, mengatakan, kebutuhan darah di Banda Aceh saat ini sekitar 100 hingga 200 kantong per hari untuk disebarkan ke sejumlah rumah sakit yang ada di Banda Aceh.
"Stok darah di PMI Banda Aceh sekarang tidak pernah kosong. Kalau sudah kosong langsung kita hubungi pendonor tetap kita," ungkap dr Ghazali.
(vit/vit)











































