Data dari otoritas kesehatan menunjukkan rata-rata hanya tiga pasien yang positif terjangkit MERS pada pekan ini. Jauh lebih rendah dari pekan sebelumnya yang berkisar di delapan hingga lima belas orang per harinya.
"Tiga kasus baru terjadi pada pekan ini, dan total pasien positif MERS menjadi 172 orang. Data ini mengungkap bahwa wabah MERS di Korsel merupakan yang terparah di luar Arab Saudi," tulis Kementerian Kesehatan Korsel dalam keterangannya dan dikutip dari Reuters, Senin (22/6/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasiem meninggal paling baru adalah seorang lansia berusia 80 tahun. Lansia ini meninggal lantaran kekebalan tubuhnya menurun akibat beberapa penyakit kronis yang dideritanya.
Kwon Deok-cheol, Kepala Kebijakan Kementerian Kesehatan mengatakan penurunan ini terjadi akibat suksesnya program karantina pasien dan pengunjung di rumah sakit-rumah sakit. Karantina membuat potensi penyebaran virus MERS ke luar rumah sakit menjadi berkurang.
"Melihat perkembangan yang ada, kami menilai MERS sudah stabil. Tapi tetap kita harus waspada penyebaran lebih lanjut, kasus lebih lanjut dari yang kita bilang rumah sakit (RS) 'kontrol intensif'," kata Kwon Deok-cheol, Kepala Kebijakan Kementerian Kesehatan.
Ada dua RS yang dikontrol secara intensif lewat karantina seluruh penghuninya. Pemerintah melakukan hal ini untuk mengurangi penyebaran lebih jauh karena diketahui MERS awalnya menyebar dari tempat tersebut di mana pasien pertama dirawat.
Sebelumnya diberitakan virus MERS juga sudah ditemukan di Thailand. Menteri Kesehatan Thailand, Rajata Rajatanavin, mengatakan bahwa seorang pebisnis berusia 75 tahun dari Oman terbukti positif terjangkit virus. Ia diketahui bepergian ke Bangkok karena ingin menjalani pengobatan jantung.
Baca juga: Orang-orang Tua Lebih Rentan Diserang MERS, Jaga Imunitas Tubuh (mrs/up)











































