Penelitian yang dikepalai oleh Dawn Comstock dari Colorado School of Public Health menyatakan bahwa kontak fisik antar pemain saat duel udara merupakan faktor utama meningkatnya risiko gegar otak. Studi ini diperkuat dengan data yang diperoleh sejak 2005 hingga 2014, yang menyebut ada 627 kasus gegar otak dalam 1.393.753 latihan dan pertandingan sepak bola. Ia juga menambahkan bahwa kasus gegar otak dalam sepak bola lebih banyak terjadi karena duel udara saat dua pemain berebut menyundul bola.
Baca juga: Gegar Otak dan Hilang Ingatan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur eksekutif Sports Legacy Institute, Christopher Nowinski, menyebutkan bahwa dengan adanya larangan menyundul bola pada atlet usia di bawah 14 tahun, 30 persen risiko gegar otak dalam sepak bola dapat dihilangkan dalam satu malam. Karena pada usia di bawah 14 tahun, otak mengalami pertumbuhan yang maksimum, tambah Nowinski.
Baca juga: Yang Perlu Anda Ketahui Seputar Gegar Otak
Dr. Jeffrey Bazarian dari University of Rochester Medical Center di New York, Amerika Serikat, memilih untuk skeptis dengan menyatakan gegar otak masih dapat disembuhkan. Baginya yang terpenting adalah mempertanyakan soal berapa banyak sundulan yang dapat mempengaruhi seorang atlet sehingga meningkatkan risiko terkena gegar otak. Dari data yang diolah oleh Comstock, cidera yang dialami atlet sepak bola lebih banyak terjadi pada anggota tubuh jika dibandingkan dengan cidera pada kepala, tambah Bazarian. (up/up)











































