Ayah Saige, John Seibold, terpaksa harus menyerah melawan kanker pankreas yang baru diidapnya delapan bulan lalu. Putrinya tentu belum bisa sepenuhnya menerima kepergiannya. Melihat hal itu, sang ibu Sandy memutuskan untuk mengajak putrinya melakukan sesuatu.
Baca juga: Kelak Kanker Pankreas Bisa Terdeteksi Sejak Dini Hanya dengan Tes Urine
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya hanya menyertakan doa saat balon-balon itu diterbangkan: 'Tuhan tolong, biarkan balon-balon itu terbang untuk putriku'," kata Sandy seperti dikutip dari Foxnews, Kamis (6/8/2015).
Balon-balon itu sempat tersangkut di kabel listrik hingga kemudian terbang menjauh terbawa angin. Namun ternyata balon-balon itu tidak terbang begitu saja.
Baca juga: Tiup Balon Pakai Hidung Disebut Dokter Bisa Bantu Atasi Telinga Tersumbat
Sepulang dari pemakaman atau beberapa jam kemudian, Saige bermain seorang diri di lapangan rumput belakang rumahnya, di mana ia dan ayahnya sering melakukan sesuatu bersama.
Tak disangka, di sana Saige malah menemukan balon-balon itu, terikat di pagar. Remaja berumur 13 tahun itu semakin yakin jika itu adalah balon-balon yang ia terbangkan sebelumnya sebab salah satu balon bertuliskan '#1 Dad', dan ada secarik surat yang ia tulis sendiri.
Baik Saige dan Sandy sempat tak mempercayai hal ini sebab jarak pemakaman dan rumah mereka mencapai 40 km lebih, dan tentu saja balon tidak bisa menentukan arah terbang mereka.
"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Saat itu saya mulai menangis. Itu seperti sebuah pesan darinya dan membuat kami yang sangat kehilangannya menjadi damai," tutur Sandy.
Setelah menerima balon-balon itu, Saige dan keluarganya saat ini sudah lebih bisa menerima kepergian John. Pria yang bekerja sebagai peternak itu meninggal di usia 43 tahun. (lll/vit)











































