.webp)
Namun penggunaan pasta gigi khusus tersebut dikatakan oleh drg Yulia Rachma, SpPerio, dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) sebetulnya tak seefektif dengan tindakan yang biasa dilakukan dokter.
Gigi sensitif bisa disebabkan oleh adanya pengikisan lapisan gigi dan dokter biasanya akan memberikan lapisan zat tambahan sebagai pelindung. Hal yang sama juga ada di pasta gigi hanya saja penerapannya berbeda.
"Memang ada pasta gigi yang mengandung bahan untuk hipersensitivitas. Membantu tapi karena namanya sikat gigi kan langsung dibuang, kontak bahan itu dengan permukaan gigi enggak begitu lama jadi prosesnya panjang," kata drg Yulia ketika ditemui detikHealth pada acara bakti sosial PDGI di SDN 05, Cipete Utara, Jakarta Selatan, Minggu (16/8/2015).
Proses panjang yang dimaksud adalah proses di mana bahan pasta gigi akan mulai terbentuk melindungi gigi dan efektif mengurangi sensitivitasnya. Perlu pemakaian berulang yang panjang sampai akhirnya gigi terlindungi.
Seberapa lama sampai akhirnya pasta gigi membentuk lapisan pelindung dikatakan drg Yulia sangat tergantung tiap individu.
"Tergantung masing-masing orang karena tingkat kepadatan (gigi -red) kan berbeda, bervariasi. Kemudian pemakaian dianya seperti apa, ada yang sikat gigi buru-buru cuma sebentar tapi ada juga yang lama sambil nyanyi," papar drg Yulia.
"Jadi pasta gigi bisa tapi jangka panjang tapi kalau sama dokter gigi sekali kontrol dan memang pakai bahan khusus. Kalau pasta gigi kan kandungan bahan khususnya itu cuma berapa persen tapi kalau sama dokter istilahnya dia pakai biangnya," pungkas drg Yulia.
Baca juga: Tambahkan Susu pada Teh untuk Kurangi Risiko Berubahnya Warna Gigi
(fds/ajg)
