Begini Cara Warga Ibukota Lindungi Diri dari Polusi Udara

Polusi di Sekitar Kita

Begini Cara Warga Ibukota Lindungi Diri dari Polusi Udara

Sapta Agung - detikHealth
Jumat, 28 Agu 2015 10:33 WIB
Begini Cara Warga Ibukota Lindungi Diri dari Polusi Udara
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Bagi pengendara sepeda motor, polusi udara tentu lebih terasa ketimbang mereka yang naik mobil. Beberapa orang cuek-cuek saja menerjang polusi udara Ibukota, namun tidak dengan beberapa orang lainnya. Apa saja cara mereka melindungi diri dari polusi udara?

1. Cukup Masker

Foto: ANTARA FOTO/FB Anggoro
Masker sepertinya alat paling populer untuk melindungi diri dari paparan polusi udara agar tidak mudah masuk ke hidung dan mulut. Galih Nurfidian (26) pegawai swasta daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, adalah salah satu warga Jakarta yang mengandalkan masker untuk melindungi diri dari asap di jalanan.

"Saya cuma pakai masker. Itupun sebenarnya tidak terlalu efektif," ujar Galih dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (27/8/2015).

Sasa Kirana (22), mahasiswi yang tinggal di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pun tidak punya cara lain untuk melindungi diri dari polusi udara. Selama ini dia hanya mengandalkan masker.

Demikian pula dengan Biril Mustapha dan Andrew (22) yang juga mahasiswa. Biasanya Andrew melindungi dengan masker, namun jika tidak memungkinkan menggunakan sepeda motor di jalanan, dia memilih naik taksi agar tidak terlalu terpapar asap di jalanan. Tak lupa, dia minum vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh.

2. Helm Full Face

Foto: Rina Atriana
Helm full face juga dijadikan senjata pemotor di Jakarta untuk melindungi diri dari polusi udara. Asumsinya, polusi udara tidak mudah menembus helm yang rapat menutup bagian kepala dan wajah.

"Saya pakai masker dan helm full face," begitu kata Bil Clinton Silitonga (29), seorang pengendara sepeda motor di daerah Jalan Gereja Theresia, Menteng.

Dihubungi terpisah, Ahmad Farid (22), mahasiswa di kawasan Jakarta Selatan, mengatakan dirinya tidak suka pakai pelindung saat sedang mengendarai sepeda motor. Karena itu, pilihannya adalah dengan menggunakan helm full face.

3. Tahan Napas

Foto: Agung Pambudhy
Bagus Aditya (25) punya cara sendiri untuk melindungi diri agar tidak mudah menghirup asap kendaraan di jalan. Jika asap di jalan sedang banyak-banyaknya, Bagus memilih untuk menahan napas.

"Saya kalau lihat asap langsung tahan napas. Tapi susah juga lama-lama," ucap Bagus.

Karena tidak bisa lama saat menahan napas, terkadang Bagus mengenakan masker. Sayangnya menurut dia, asap masih nekat menembus masker dan masuk ke hidungnya.

4. Hindari Jam Padat

Foto: Grandyos Zafna
Sairam Salim (21), mahasiswa di daerah Jakarta Selatan, memiih melintas di jam-jam tidak sibuk. Dia rela berkendara lebih pagi atau sedikit lebih malam untuk melindungi diri dari paparan polusi udara di jalan.

"Saya sih biasanya menghindari jam-jam jalanan padat sama pakai masker aja," kata Salim.

Menghindari jam macet untuk menghindari polusi dilakukannya agar tidak mengalami batuk dan sesak napas. Tak cuma itu, matanya pun rentan merah dan gatal-gatal akibat terkena asap kendaraan bermotor. Saat macet, tak cuma asap kendaraan yang mengganggu, tapi juga suara klakson yang bersahut-sahutan.

Bagaimana dengan Anda, bagaimana upaya Anda melindungi diri dari terjangan asap kendaraan bermotor di jalan?
Halaman 2 dari 5
Masker sepertinya alat paling populer untuk melindungi diri dari paparan polusi udara agar tidak mudah masuk ke hidung dan mulut. Galih Nurfidian (26) pegawai swasta daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, adalah salah satu warga Jakarta yang mengandalkan masker untuk melindungi diri dari asap di jalanan.

"Saya cuma pakai masker. Itupun sebenarnya tidak terlalu efektif," ujar Galih dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (27/8/2015).

Sasa Kirana (22), mahasiswi yang tinggal di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pun tidak punya cara lain untuk melindungi diri dari polusi udara. Selama ini dia hanya mengandalkan masker.

Demikian pula dengan Biril Mustapha dan Andrew (22) yang juga mahasiswa. Biasanya Andrew melindungi dengan masker, namun jika tidak memungkinkan menggunakan sepeda motor di jalanan, dia memilih naik taksi agar tidak terlalu terpapar asap di jalanan. Tak lupa, dia minum vitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh.

Helm full face juga dijadikan senjata pemotor di Jakarta untuk melindungi diri dari polusi udara. Asumsinya, polusi udara tidak mudah menembus helm yang rapat menutup bagian kepala dan wajah.

"Saya pakai masker dan helm full face," begitu kata Bil Clinton Silitonga (29), seorang pengendara sepeda motor di daerah Jalan Gereja Theresia, Menteng.

Dihubungi terpisah, Ahmad Farid (22), mahasiswa di kawasan Jakarta Selatan, mengatakan dirinya tidak suka pakai pelindung saat sedang mengendarai sepeda motor. Karena itu, pilihannya adalah dengan menggunakan helm full face.

Bagus Aditya (25) punya cara sendiri untuk melindungi diri agar tidak mudah menghirup asap kendaraan di jalan. Jika asap di jalan sedang banyak-banyaknya, Bagus memilih untuk menahan napas.

"Saya kalau lihat asap langsung tahan napas. Tapi susah juga lama-lama," ucap Bagus.

Karena tidak bisa lama saat menahan napas, terkadang Bagus mengenakan masker. Sayangnya menurut dia, asap masih nekat menembus masker dan masuk ke hidungnya.

Sairam Salim (21), mahasiswa di daerah Jakarta Selatan, memiih melintas di jam-jam tidak sibuk. Dia rela berkendara lebih pagi atau sedikit lebih malam untuk melindungi diri dari paparan polusi udara di jalan.

"Saya sih biasanya menghindari jam-jam jalanan padat sama pakai masker aja," kata Salim.

Menghindari jam macet untuk menghindari polusi dilakukannya agar tidak mengalami batuk dan sesak napas. Tak cuma itu, matanya pun rentan merah dan gatal-gatal akibat terkena asap kendaraan bermotor. Saat macet, tak cuma asap kendaraan yang mengganggu, tapi juga suara klakson yang bersahut-sahutan.

Bagaimana dengan Anda, bagaimana upaya Anda melindungi diri dari terjangan asap kendaraan bermotor di jalan?

(vit/vit)

Berita Terkait