2 Paradigma Ini Mesti Diubah Agar Status Kesehatan Masyarakat Lebih Baik

2 Paradigma Ini Mesti Diubah Agar Status Kesehatan Masyarakat Lebih Baik

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Rabu, 16 Sep 2015 08:32 WIB
2 Paradigma Ini Mesti Diubah Agar Status Kesehatan Masyarakat Lebih Baik
Foto: Thinkstock
Jakarta - Terdapat banyak faktor yang memengaruhi status kesehatan individu dan juga masyarakat. Salah satu yang memegang peranan penting yakni paradigma yang masih dianut oleh masyarakat yang nyatanya justru membuat status kesehatan seseorang sulit menjadi lebih baik.

Diungkapkan kepala Balitbangkes RI, Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, masyarakat perlu mengubah dua paradigma yang dianggap menghambat membaiknya status kesehatan. Paradigma pertama yakni mengobati orang sakit.

"Untuk mengubah paradigma itu, berulang kali kita gaungkan bahwa pencegahan lebih baik. Meskipun pada praktiknya tidak melulu seperti itu, agak sulit mengubah paradigma ini. Contohnya orang sulit mengubah kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan," kata Prof Tjandra ditemui di Balai Kartini, Jl Jend Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (16/9/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain melakukan pencegahan, paradigma lain yang harus diubah menurut Prof Tjandra yakni pemikiran bahwa yang mengurus kesehatan seseorang bukan orang itu sendiri. Memang, ketika sakit pasti orang akan pergi ke dokter, namun yang bertanggung jawab atas kesehatan seseorang adalah dia sendiri.

Baca juga: Anak Sakit, Kapan Sebaiknya Berobat ke Dokter?

Menurut Prof Tjandra penting menanamkan pemikiran bagaimana seseorang menganggap kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika seseorang mau mengeluarkan uang untuk mobilnya, misalnya dengan asuransi, menurut Prof Tjandra mengapa mereka enggan mengeluarkan uang untuk menjaga dirinya agar tidak sakit.

"Itu masih sulit. Mengeluarkan uang di sini ya bisa dengan asuransi kesehatan atau dengan mengubah gaya hidup, itu yang penting," ujar pria yang bakal menjabat sebagai Coordinator Communicable Disease & Surveillance for WHO South East Asia Regional (WHO-SEARO) Office di New Delhi, India ini.

Pada prinsipnya, kesehatan berjalan seiring dengan masalah umum lainnya. Jika terjadi perbaikan di bidang sosial, ekonomi, dan pendidikan, maka status kesehatan pun akan membaik. Sehingga, menurut Prof Tjandra, faktor sosial, ekonomi, dan pendidikan berperan penting untuk menaikkan status kesehatan.

Komunikasi antara dokter dan pasien juga dinilai Prof Tjandra memegang peranan penting. Diharapkan, pasien tak lagi ragu bertanya soal penyakitnya atau sebaliknya, dokter tidak segan menjawab pertanyaan pasien atau memberi penjelasan pada pasien.

"Komunikasi seperti itu perlu didengungkan. Selain itu, masalah lain yang lebih sederhana seperti lingkungan, gizi, itu juga perlu diubah," tutup Prof Tjandra.

Baca juga: 50 Persen Resep Dokter Tidak Rasional, Pasien Harus Cerdas Biar Tak Merugi

(rdn/up)

Berita Terkait