dr Hilman Tadjoedin, SpPD-KHOM dari Perhimpunan Hematologi Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam (Perhompedin) mengatakan tak jauh berbeda dengan kanker darah lainnya, CML pun disebabkan karena adanya mutasi genetik. Mutasi ini menyebabkan sumsum tulang untuk memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal.
Baca juga: Mengenal CML, Jenis Kanker Darah Langka yang Mematikan
Dijelaskan dr Hilman, pasien CML memiliki kromosom yang abnormal, di mana sebagian kromosom 22 dan 9 saling bertukar posisi. Fenomena perpindahan ini disebut translokasi, dan dikenal sebagai kromosom Philadelphia.
"Mutasi genetik ini dialami oleh 95 persen pasien CML. Kromosom Philadelphia memproduksi protein abnormal yang disebut sebagai Bcr-Abl. Protein ini memberi sinyal kepada sumsum tulang untuk tetap memproduksi sel-sel darah putih yang abnormal," terang dr Hilman, dalam acara SEHATi Bicara: Hal yang Anda Tidak Ketahui tentang CML, di Restoran Seribu Rasa, Jl H Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (22/9/2015).
Produksi sel darah putih abnormal ini akan memengaruhi tubuh secara langsung. Pasien CML akan sering merasa sangat lelah, turun berat badan secara drastis serta demam dan berkeringat banyak di malam hari.
Gejala umum lainnya adalah perut yang terasa penuh atau begah dan pembengkakan di daerah perut mirip dengan pasien busung lapar. Perut yang membesar ini dikatakan dr Hilman terjadi karena limpa yang juga turut membesar.
"Jadi limpa bekerja ekstra keras dan saling berlawanan. Di satu sisi dia harus memproduksi sel darah merah sebanyak-banyaknya untuk mengimbangi sel darah putih yang berlebih, di sisi lain dia juga harus bekerja mematikan sel darah putih abnormal tadi," urainya.
Baca juga: Banyak Info Obat Kanker di Internet, Dokter Sarankan Agar Pasien Bijak
Untuk faktor risiko, sampai saat ini belum ada penelitian besar karena penyakit ini tergolong langka. Satu hal yang pasti, penyakit ini bersifat genetik dan memiliki kemungkinan besar diwarisi dari keturunan.
"Misalnya orang tuanya kenal CML, ya memang ada kemungkinan anaknya kena juga karena sifat mutasinya genetik. Kalau untuk gaya hidup itu belum ada data lengkapnya. Tapi kalau memang kebiasaan buruk seperti merokok atau minum alkohol itu sebaiknya dihindari," pungkas dokter yang praktik di RS Kanker Dharmais ini. (mrs/up)