Awalnya ia ingin mencium aroma deterjen. Lama-kelamaan rasa penasaran ini semakin besar, dan ia beralih ingin mencicipi rasanya. Salah satu jarinya dibasahi lalu dicelupkan ke dalam sebuah kantung deterjen.
"Saya sengaja mengunyahnya agar saya bisa tahu tekstur deterjen itu, dan juga rasanya. Tapi kemudian saya ludahkan dan saya langsung berkumur," kisahnya.
Rupanya rasa deterjen yang dicobanya untuk pertama kali itu membuatnya kecewa. Tapi anehnya, ia tetap ingin memakannya.
"Tak peduli meski saya selalu kecewa dengan rasanya, saya terus saja menginginkannya, bahkan tak pernah puas," katanya kepada The New Zealand Herald dan dikutip pada Minggu (27/9/2015).
Wanita berusia 23 tahun itu mengungkapkan yang membuatnya terus penasaran adalah aroma deterjen dan sensasi yang didapat ketika mengunyah sabun cuci tersebut.
Tak butuh waktu lama, Michaela langsung menemukan aroma deterjen kesukaannya, yaitu lili tropis dan ylang-ylang. Namun ternyata bukan hanya itu saja yang membuat Michaela ketagihan. Ia mengaku juga mulai menyukai pasta gigi, pembersih lantai dan cairan pencuci piring.
Ibu yang tinggal di Wanganui, Selandia Baru ini bahkan berulang kali menyikat giginya dalam sehari demi memuaskan ngidamnya itu.
Baca juga: Mencuci Baju dengan Mesin Cuci Justru Picu Bakteri Berkembang Biak
Uniknya, saat Michaela curhat tentang perilakunya di sebuah forum ibu-ibu setempat, banyak dari mereka yang mengaku merasakan hal serupa. Meskipun mereka tidak memberikan solusi agar Michaela dapat menghentikan kebiasaannya itu, forum tersebut membantu Michaela memahami kondisinya.
Michaela belakangan baru mengetahui bahwa ngidam anehnya itu merupakan sebuah kondisi langka yang disebut pica. Eating Disorders Victoria menjelaskan pica mendorong seseorang untuk menyukai sesuatu yang bukan makanan, dan rupanya kondisi semacam ini memang kerap dialami ibu-ibu hamil.
Suami Michaela juga memaklumi hal itu. Ia bahkan mengungkapkan ada beberapa anggota keluarganya yang mengalami ngidam serupa, seperti makan deterjen atau pasir.
Untungnya sejauh ini kehamilan Michaela tak terpengaruh dengan kebiasaan makan yang tak biasa itu. Meski begitu, sejumlah pakar mewanti-wanti pica bisa membahayakan orang yang bersangkutan bilamana yang dikonsumsi adalah sesuatu yang beracun atau memang tidak bisa dimakan.
Di sisi lain, Michaela sendiri tak mau berlama-lama ngidam seperti ini. "Saya sudah tak sabar ingin melahirkan agar selera makan saya kembali normal," tutupnya.
Baca juga: Telan Deterjen yang Dikira Permen, Bayi 7 Bulan Meninggal
(lll/vit)