Yuk simak kisah inspiratif Adinda yang bisa menyusui tandem kedua anaknya, bahkan di saat yang sama juga menyusui seorang bayi lainnya. Adinda adalah salah satu pemenang kontes menulis Tambah ASI Tambah Cinta (TATC) yang bekerjasama dengan detikHealth. Berikut ini kisah lengkapnya:
Bagaimana tidak masuk akal untuk berpikir anak-anak tidak dapat dibesarkan tanpa rumus?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aku tidak pernah benar-benar berpikir tentang berapa lama aku berniat untuk menyusui. Aku tahu banyak ibu yang telah berhasil menyusui saat hamil, dengan bayi berusia tiga bulan sampai dua tahun. Aku juga berhasil menyusui putra sulungku, Alanza, selama kehamilan. Satu hal yang kita temukan adalah bahwa hal itu bisa sangat tidak nyaman di kali pertama.
Khawatir dan cemas ketika belum mengetahui bahwa menyusui boleh saja tetap dilanjutkan walau sedang hamil bila syarat-syaratnya dipenuhi, misalnya kehamilan dinyatakan sehat dan belum pernah mengalami keguguran. Janin tidak akan menderita kekurangan gizi karena akan menjadi yang paling utama mendapatkan nutrisi.
Pastikan kita makan makanan sehat dan cukup gizi bagi janin, bayi yang sedang menyusu, dan diri kita sendiri. Kehamilan dapat merangsang kontraksi, tetapi aku menemukan bahwa itu hanyalah Braxton Hicks.
Merasa belum terlalu paham, aku berpaling ke internet untuk mencari informasi. Aku menemukan rekomendasi WHO untuk menyusui selama dua tahun atau lebih. Ini cukup menggembirakan. Tapi di luar itu, aku menemukan sangat sedikit dukungan. Beberapa bahkan menawarkan putraku minuman ringan sebagai gantinya.
Meskipun keyakinanku kuat, aku merasa sangat kecewa dan tertekan oleh komentar negatif yang kuterima, terutama dari orang-orang yang aku sayangi (orang tua, saudara, atau yang seharusnya tahu lebih baik-beberapa bidan dan dokter-). Aku akhirnya harus memberitahu orang-orang tertentu untuk menarik kepala mereka dari kehidupanku sementara. Ini adalah refleksi menyedihkan pada diriku sendiri bahwa aku membiarkan diriku diintimidasi oleh orang lain.
Aku berada di persimpangan jalan. Aku harus menyapih Alanza dan bergerak dari fase kehidupanku tersebut atau berkomitmen untuk tetap menyusui sesuai permintaan Alanza yang baru berusia empat bulan. Banyak perempuan mengalami umpan balik negatif dari teman-teman dan keluarga mereka, beberapa bahkan sampai menyusui secara rahasia. Aku berpikir, menemukan sekelompok orang yang mendukung ibu menyusui adalah salah satu faktor paling penting untuk melanjutkan menyusui.
Ini adalah pengalaman yang indah bagi kita semua dan aku bertekad untuk terus menyusui sampai putraku memilih untuk tidak.
Kedua anak Adinda. Foto: Facebook Adinda Bintari |
Dan Ketika Putriku Lahir....
Azanta lahir tepat satu minggu sebelum Alanza berusia satu tahun. Pengalamanku menyusui tandem, dimulai. Dan ketika Azanta berusia enam belas hari, aku menyusui Asiyah, bayi susuanku yang usianya sama dengan Azanta. Tentu banyak yang protes atas sesuatu yang belum dianggap biasa ini.
Setiap sanak keluarga yang datang, tidak selalu menampakkan ekspresi senang dan tenang mengetahui kegiatan menyusui tandem. Tapi wajah kekhawatiran mereka berubah ketika kutunjukkan satu freezer penuh ASI Perah yang telah dibekukan. Mereka menjadi yakin bahwa ASIku cukup untuk tiga bayi, bahkan untuk melalui satu bulan penuh berpuasa Ramadan.
Saat itu Alanza sudah enam belas bulan. Makannya sedang banyak-banyaknya. Frekuensi minum ASI di siang hari cukup berkurang. Jadi aku bisa fokus untuk Azanta dan Asiyah yang masih ASI eksklusif.
Bulan berikutnya, Asiyah tidak lagi menyusu padaku. Ibunya sudah berhasil relaktasi. Dia kembali menyusu pada ibunya. Tapi ada satu bayi laki-laki yang menyusu padaku tepat satu bulan setelahnya, yaitu Amr. Ibunya meninggal dunia pasca melahirkan. Ayahnya mencari ibu susu. Saat itu ibu susunya ada enam orang, termasuk aku. Dan pada akhir masa menyusu, ketika usia Amr sudah dua tahun, aku diberitahu ayahnya bahwa Amr telah disapih. Total ibu susunya ada tiga puluh dua orang.
Tak Cukup NWP (Nursing While Pregnant) dan Tandem
Kegiatan menyusui mungkin banyak didukung. Tapi bila kita masih menyusui ketika usia anak telah mencapai lebih dari dua tahun, mungkin ceritanya akan berbeda. Menyusui selama dua tahun atau lebih adalah normal dalam banyak kebudayaan, meskipun tidak umum di Indonesia.
Aku tidak berpikir tentang pro dan kontra dari menyusui berkelanjutan (extended breastfeeding). Dan pastinya aku tidak berpikir tentang dukungan yang kubutuhkan. Menyusui terlalu istimewa dan aku tidak siap untuk menyerah. Not yet anyway... Mereka belum menunjukkan tanda-tanda ingin berhenti. Apakah ini akan menjadi baik atau buruk, aku tidak akan pernah tahu. Aku kira aku akan terus merasa bermanfaat, tapi aku cukup yakin mereka sangat senang.
Semua orang senang berbicara tentang ilmu, manfaat gizi dan imunologi, biasanya dengan cara pembenaran. Tetapi mereka jarang mengetahui manfaat emosional menyusui: kedekatan, ikatan, kehangatan, keamanan, koneksi, dan hiburan. Menurutku sebagian besar ibu menerima bahwa ASI tidak hanya tentang makanan. Otak kita membutuhkan makanan lain untuk tumbuh, yaitu keintiman dan kontak.
Perempuan harus mengikuti naluri mereka dan bagaimana mereka secara intuitif tahu yang terbaik.
Aku benar-benar menikmati kedekatan menyusui. Aku telah membuat keputusan yang sangat sadar untuk menyusui selama yang aku bisa. Aku merasa sangat beruntung telah mampu menyusui Alanza selama 37,5 bulan yang indah. Begitupun Azanta yang baru Juni lalu menyapih dirinya sendiri di usia 38 bulan.
Ini koneksi yang tidak biasa. Ada tingkat keintiman yang sulit untuk digambarkan ketika menatap mata masing-masing. Dalam kehidupan yang sibuk, dapat memberikan waktu meditasi, baik untuk anak maupun ibu. Sungguh pengalaman yang sangat indah dan berharga.Tapi itu juga melelahkan, dan terkadang menjengkelkan. Terbangun untuk menyusui malam hari tampaknya tidak begitu damai. Mereka masih suka tidur dengan tangan di payudara. Mereka masih membutuhkan dekapan panjang. Aku menyadari tuntutan ini adalah harapan mereka. Sulit untuk mengingat bagaimana aku merindukan hal-hal ini.
Berikut adalah beberapa tips yang mungkin bisa membantu bagi Anda yang ingin mencoba Extended Breastfeeding:
1. Bergabung dengan kelompok pendukung ibu menyusui, mencari ibu menyusui lainnya atau mengambil bagian dalam forum online dimana Anda dapat menemukan dukungan dan ide-ide.
2. Mempersenjatai diri dengan informasi
3. Ingat keuntungan, serta manfaat extendeed breastfeeding
4. Mendukung diri sendiri. Penting untuk menjaga diri sendiri. Ambil waktu untuk melakukan hobi, olahraga atau atau apapun yang membuat Anda santai.
Memberi dan Menerima Cinta yang Berkelimpahan
Tidak setiap saat menyusui adalah kenangan atau bahkan sangat menyenangkan.Ini adalah salah satu cara yang berhubungan dengan kemanusiaan kita dan menyampaikan bahwa kita ada untuk anak-anak kita. Lakukan selama kita bisa, dan selama anak membutuhkannya.
Menyusui, mempersiapkan kita untuk menjadi orangtua. Ini, seperti begitu banyak pilihan lain, adalah tentang kompromi dan perjuangan demi kebaikan anak. Dalam melakukan hal ini, kita memberi dan menerima cinta yang berkelimpahan.
Kupikir semua Ibu memiliki hak untuk melakukan apapun yang mereka mau. Siapa peduli apa yang orang lain pikir? Itu adalah hidup dan kebahagiaan kita. Dan anak kita adalah hal yang paling penting. Jangan biarkan orang membuat kita merasa bahwa itu salah atau tidak alamiah. Itu adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk mereka.
Aku sekarang memiliki status sebagai konselor laktasi dan aku berharap mampu menggunakannya untuk berbagi dengan para ibu tentang manfaat menyusui dan memilih cara yang paling tepat untuk mereka. Putra putriku berkembang pesat dan itu meyakinkanku bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang indah dari ASI.
Kupikir perlu ada keseimbangan. Mungkin di dunia yang sempurna, kita semua akan menyusui sampai anak-anak kita dua tahun atau lebih, payudara semua ibu dan puting akan sempurna dibentuk untuk menyusui, dan semua bayi akan sehat. Tapi dunia ini kurang sempurna dan kita harus menghormati pilihan individu, dan aku harus mencoba untuk memahami situasi yang mengarahkan mereka untuk membuat pilihan-pilihan.
(vit/rdn)












































Kedua anak Adinda. Foto: Facebook Adinda Bintari